Sumba Integrated Development

Berita

Menjangkau 5 Juta Anak Dalam 5 Tahun

ChildFund International in Indonesia bersama 14 Lembaga Mitra menetapkan target untuk menjangkau 5 juta anak Indonesia dalam 5 tahun melalui program pemberdayaan dan perlindungan anak. Dengan lebih dari 2,5 juta anak terjangkau hingga 2024, kolaborasi ini semakin optimis bahwa target tersebut akan tercapai. Untuk menuhi sisa target tersebut, ChildFund memfasilitasi 14 mitra kerjanya dalam menyusun rencana kerja tahunan yang telah dilaksanakan pada 29 April hingga 2 Mei 2024. Program Health, Learning, Livelihood, Protection, dan Climate Action akan dikerjakan selama 2 tahun ke depan, dengan fokus pada anak dan orang muda berusia 0 hingga 24 tahun. Dalam kemitraan ini, SID akan mengembangkan program-program tersebut di 13 desa di Sumba Timur. Perencanaan tahunan ini sekaligus menjadi wadah pembelajaran bersama tentang praktik-praktik baik yang telah dilakukan di seluruh wilayah kerja ChildFund dan Mitra, tidak terkecuali tantangan, dan peluang yang ditemukan selama kurang lebih 3 tahun terakhir fase pertama program. Belajar dari pengalaman-pengalaman tersebut, berbagai strategi telah dirancang untuk meningkatkan mutu program yang akan dilaksanakan selama 2 tahun ke depan agar semakin berdampak bagi tumbuh-kembang anak.

Menjangkau 5 Juta Anak Dalam 5 Tahun Read More »

Pengasuhan Untuk Mendukung Desa Bebas Stunting

SID bekerjasama dengan Tanoto Foundation, didukung oleh Kantor Staf Presiden Republik Indonesia sementara mendukung pengembangan pemodelan desa bebas stunting (desa Besti) di Kabupaten Sumba Timur. Desa yang terpilih menjadi desa model adalah desa Patawang, di kecamatan Umalulu. Dalam program ini, SID dan Tanoto Foundation memulainya dengan melatih 25 kader posyandu yang dipersiapkan menjadi fasilitator pengasuhan rumah anak sigap. Program pengasuhan yang dijalankan akan melibatkan orang tua Anak Usia Dini dengan pengelompokan peserta berdasarkan usia anak, yaitu kelas pengasuhan 0-6 bulan, 6-12 bulan, 12-24 bulan, dan 24 sampai 36 bulan. Pelatihan dasar pengasuhan ini dilaksanakan selama delapan hari.             “Kami baru tahu bahwa di dalam ASI ada protein dan lemak yang sangat baik untuk bayi,” kata rambu Yuli, koordinator posyandu Retinimbu. Melalui pelatihan tersebut, lima posyandu di desa Patawang, masing-masing telah memiliki struktur pelaksana kegiatan pengasuhan dengan empat fasilitator, ditambah satu orang sebagai koordinator rumah anak sigap.

Pengasuhan Untuk Mendukung Desa Bebas Stunting Read More »

Berbagi Praktik Baik Program Li Marapu Dalam Event Nasional Linking and learning

Sebagai bagaian dari upaya mempromosikan praktik baik tentang program Li Marapu kepada sesama lembaga permerhati isu inklusi dan partisipasi masyarakat sipil di Indonesia, Sumba Integrated Development (SID) telah mengirimkan satu staf dan satu penyuluh pendidikan Marapu untuk mengikuti kegiatan Linking and Learning yang diadakan oleh Pamflet Generasi, mitra Voice Indonesia. Acara ini berlangsung di Denpasar, Bali, selama empat hari mulai dari tanggal 26 hingga 29 Februari. Linking and Learning, sebuah program hibah inovatif oleh VOICE Global, bertujuan untuk mendukung akses pemangku hak terhadap sumber daya produktif, layanan sosial, dan juga untuk mendorong partisipasi politik masyarakat sipil di Indonesia. Sejak dimulainya program ini pada tahun 2018, telah terbentuk jaringan Indonesia Inklusi yang memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran pengetahuan antar-penerima hibah. Program Voice memfokuskan pada lima kelompok sasaran utama, termasuk orang dengan disabilitas, perempuan yang mengalami eksploitasi dan kekerasan, kelompok rentan berdasarkan usia, kelompok adat dan etnis minoritas, serta minoritas gender dan seksualitas. Pertemuan ini, yang bertema “Merawat Indonesia Inklusi,” memiliki beberapa tujuan penting. Salah satunya adalah mempertemukan pemangku kepentingan dan mitra dalam Pertemuan Stakeholder Linking and Learning 2024, serta mendorong pembentukan forum Community of Stakeholders (CoS). Selain itu, acara ini juga bertujuan untuk menghubungkan para mitra Voice agar dapat saling bertukar pengetahuan dan pengalaman mengenai pelibatan pemangku kepentingan. Sebanyak 70 peserta dari 30 lembaga penerima hibah turut serta dalam kegiatan ini. Salah satu momen menarik adalah kesempatan bagi lembaga penerima hibah untuk berbagi pengalaman terkait program yang mereka jalankan. Contohnya, Perhimpunan Jiwa Sehat membagikan tentang Art Therapy dan Writing Therapy, sementara IPROTECTNOW membahas Kesejahteraan Perempuan Pembela HAM (PPHAM). Tak ketinggalan, lembaga lain seperti ERAT Yogyakarta dan Sanggar Seroja juga memberikan wawasan yang berharga tentang topik-topik yang relevan. Pada kesempatan ini, Sumba Integrated Development diwakili oleh Ibu Kahi Ata Minya, seorang penerima manfaat dan penyuluh Penghayat Marapu, berbagi pengalaman tentang layanan pendidikan penghayat Marapu di Kabupaten Sumba Timur. Ini merupakan momen berharga untuk belajar dan memperluas wawasan tentang keragaman budaya dan upaya inklusi di Indonesia.  

Berbagi Praktik Baik Program Li Marapu Dalam Event Nasional Linking and learning Read More »

Pengembangan Agroforestri dan Konservasi Mata Air Untuk Atasi Krisis Iklim

Dunia kini dihadapkan pada krisis iklim yang memicu serangkaian bencana terkait cuaca ekstrem di berbagai tempat. Sumba Timur pun tak luput dari dampaknya, terutama bagi masyarakat petani yang mengandalkan mata pencaharian dari pertanian. Selama lima tahun terakhir, mereka mengalami gagal tanam dan gagal panen karena cuaca ekstrem akibat El-nino dan La-nina, serta serangan hama yang menghancurkan tanaman. Situasi ini merusak ketahanan pangan dan ketersediaan air bersih. Untuk membantu masyarakt di daerah pedesaan yang rentan tersebut, SID dan World Neighbors bekerjasama untuk meningkatkan ketahanan dan ketangguhan masyarakat. Melalui program “INCIDENT”, masyarakat di 5 desa dilibatkan dalam praktik pertanian cerdas iklim dan konservasi sumber daya alam. Pada Februari 2024, SID menyediakan 40.000 anakan pohon untuk 5 desa di Sumba Timur. Tujuannya adalah mendukung pengembangan lahan agroforestri dengan 30.000 pohon, termasuk berbagai jenis seperti gamalina, jati super, mahoni, jambu mente, dan mangga. Sedangkan 10.000 pohon lainnya diperuntukkan untuk konservasi mata air. Upaya penanaman pohon ini tidak hanya mengurangi risiko bencana akibat krisis iklim, tetapi juga berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat dalam jangka panjang, sambil mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) melalui penyerapan karbon di hutan dan lahan.

Pengembangan Agroforestri dan Konservasi Mata Air Untuk Atasi Krisis Iklim Read More »

Menghadapi Ancaman Bencana, Masyarakat Desa Lakukan Simulasi Bencana

Sumba Timur merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang rentan terhadap berbagai bencana. Berdasarkan hasil Kajian Risiko Bencana (KRB) yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), teridentifikasi 11 jenis bencana yang mengancam penduduk Kabupaten Sumba Timur. Bencana-bencana tersebut meliputi banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, longsor, gelombang ekstrim dan abrasi, kekeringan, banjir bandang, cuaca ekstrim, epidemi dan wabah penyakit, serta hama belalang. Menyikapi hal ini, Sumba Integrated Development (SID) berkolaborasi dengan World Neighbors melalui program INCIDENT untuk membantu membangun kapasitas masyarakat di lima desa, yaitu Ndapayami, Tandula Jangga, Praipaha, Kambuhapang, dan Matawai Pawali, dalam membentuk Tim Siaga Bencana Desa (TSBD). Selain membentuk tim, SID juga memberikan pelatihan pengurangan risiko bencana kepada pengurus TSBD, mencakup teknik analisis risiko bencana, penyusunan rencana kontijensi, hingga pelaksanaan simulasi bencana. Simulasi bencana dilakukan selama bulan Desember 2023 hingga Januari 2024 dan disesuaikan dengan ancaman utama di setiap desa, seperti kekeringan, hama belalang, banjir, kebakaran hutan dan lahan, dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan simulasi, SID dan TSBD melibatkan masyarakat desa, TNI, PMI, Tagana, BPBD, serta pihak lainnya. Pembagian peran dan skenario disusun untuk membantu peserta simulasi memahami peran, tanggung jawab, dan langkah-langkah yang harus diambil saat menghadapi ancaman bencana. Partisipasi antusias masyarakat dalam simulasi ini terlihat jelas. Mereka menyatakan bahwa ini merupakan kegiatan pertama kalinya di desa mereka, yang memberikan wawasan baru tentang langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi situasi bencana. Simulasi juga dianggap sebagai upaya konkret dalam mempersiapkan masyarakat menghadapi risiko bencana di masa depan.

Menghadapi Ancaman Bencana, Masyarakat Desa Lakukan Simulasi Bencana Read More »

Mimpi Sang Meriam Kecil Akhirnya Terwujud

SID dan ChildFund memulai inisiatif untuk membentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Mbatakapidu, Kabupaten Sumba Timur, sejak tahun 2007. Dalam inisiatif ini, oleh tokoh masyarakat setempat, PAUD tersebut diberi nama “Prai Oda,” sebagai bentuk pengingat bahwa desa ini pernah memiliki sebuah meriam kecil untuk melindungi diri pada masa penjajahan Belanda. Dari segi filosofis, nama “Prai Oda” juga mencerminkan harapan bahwa PAUD ini akan membantu mewujudkan impian anak-anak sejauh dan setinggi mungkin. Ketika pertama kali didirikan, PAUD Prai Oda hanya memiliki sebuah ruangan kecil yang dibangun dengan bantuan SID dan swadaya masyarakat. Namun, pada saat itu, mereka sudah bermimpi bahwa suatu hari nanti PAUD Prai Oda akan berkembang dan memiliki fasilitas yang lebih memadai. Impian tersebut akhirnya menjadi kenyataan setelah 16 tahun menunggu dan berusaha. Pada awal tahun 2024, Pemerintah desa meresmikan dan menyerahkan sebuah gedung seluas 7 meter kali 20 meter, yang dibangun dengan anggaran lebih dari 300 juta. Bangunan ini menjadi salah satu Gedung PAUD terbesar yang pernah dibangun oleh Pemerintah Desa di Sumba Timur. Dalam peristiwa ini, kerjasama kolaboratif dan advokasi yang baik menjadi kunci utama keberhasilan mereka dalam membangun kesadaran kolektif para pihak terkait pemenuhan hak anak.   Semua ini dilakukan dengan tujuan mendukung terwujudnya generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, terlindungi, dan berahklak mulia. Hal ini diungkapkan senada oleh Kepala Desa Mbatakapidu dan Direktur Eksekutif SID dalam acara serah terima gedung. Ibu Kristin, kepala TK Prai Oda, juga tidak bisa menahan air mata bahagia ketika menyampaikan suara hatinya, yang memantik perasaan bahagia bagi semua yang hadir. Kebahagiaan ini bukan hanya karena terwujudnya mimpi bersama, tetapi juga sebagai bukti nyata bahwa kerja keras dan tekad untuk memajukan pendidikan anak-anak usia dini di Desa Mbatakapidu telah membuahkan hasil.

Mimpi Sang Meriam Kecil Akhirnya Terwujud Read More »

Peraturan Desa Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

Sumba Integrated Development (SID) memfasilitasi lima desa, termasuk Ndapayami, Tandula Jangga, Praipaha, Kambuhapang, dan Matawai Pawali, dalam pengembangan Peraturan Desa (PERDES) untuk pengurangan risiko bencana dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Setiap desa kini memiliki dua PERDES, salah satunya adalah PERDES Daerah Perlindungan Mata Air (Natural Resource Management). PERDES ini mengatur penanggulangan potensi pengrusakan terhadap habitat biota perairan, kemandirian masyarakat dalam melindungi dan memelihara sumber daya air, serta keadilan pengelolaan sumber daya air untuk generasi saat ini dan masa depan. Telah diterbitkan juga PERDES tentang Tata Kelola Sistem Pemeliharaan Tanaman dan Tataguna Lahan. Dokumen ini mengatur aspek penting seperti sistem pemeliharaan ternak besar dan kecil, pengaturan dan pemanfaatan padang penggembalaan, pengelolaan kegiatan pertanian ramah lingkungan, termasuk upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan akibat aktivitas beternak dan bertani. Peraturan Desa ini menjadi regulasi krusial bagi masyarakat desa untuk mencegah terjadinya bencana yang dapat menimbulkan kerugian material dan mengancam jiwa. Dengan adanya peraturan ini, tim desa tangguh bencana dan tim kampung Iklim yang telah dibentuk dapat lebih efektif dalam melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana serta perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup di masing-masing desa. Tentang program ini, SID bekerjasama dengan World Neighbors, dengan sumber pendanaan dari USAID, sedang mengembangkan program INCIDENT (Increasing Resilience through Climate Change Adaptation and Disaster Risk Reduction in Nusa Tenggara). Program ini mencakup Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana, Praktik Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan, serta Pemulihan Ekonomi Rakyat Pedesaan dan Sistem Pemasaran.

Peraturan Desa Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan Read More »

24 Petani dari Sumba Timur berguru PCI ke Nagakeo

SID dan World Neighbors kirim 24 petani perwakilan 10 kelompok tani dari lima desa di Sumba Timur ke Nagakeo untuk belajar tentang pertanian cerdas iklim (PCI), desa tangguh bencana (Destana), kampung iklim (Proklim), dan pengembangan usaha mikro. Pada kunjungan belajar tersebut, mereka juga menyempatkan diri berdialog dengan Bupati Nagakeo di rumah jabatan Bupati. Selama enam hari, mereka mengobservasi, berdiskusi, dan praktik langsung tentang pertanian cerdas iklim. Termasuk, pengembangan agroforestri, pertanian hortikultura, juga mengunjungi demplot-demplot yang telah dikembangkan oleh YMTM, salah satu LSM lokal di daerah tersebut. Pada akhirnya, pengalaman praktik baik dan kegagalan yang dilakukan dalam pengembangan pertanian cerdas iklim di Nagakeo, akan menjadi pembelajaran untuk pengembangan program yang sama di Sumba Timur. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan gerakan bersama yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko bencana. Salah satunya melalui pertanian cerdas iklim yang sementara dikerjakan oleh SID dan World Neigbors, didanai oleh USAID.  

24 Petani dari Sumba Timur berguru PCI ke Nagakeo Read More »

Bakti Sosial Skrining Kesehatan Mata Anak-Anak Usia Dini di Desa Homba Rande dan Ole Ate

Foresight Australia, dokter ahli mata di RS UNHAS (anggota PERDAMI Sulawesi Selatan), dan Sumba Integrated Development (SID) telah melaksanakan bakti sosial skrining kesehatan mata yang sangat bermanfaat bagi anak-anak usia dini di Desa Homba Rande, serta Desa Ole Ate, Sumba Barat Daya. Kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam memberikan perhatian kesehatan mata kepada masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Pada tanggal 12 September 2023, lima tim dokter ahli mata dari Foresight dan dokter ahli mata di RS UNHAS berkolaborasi dalam melakukan skrining mata secara menyeluruh. Sehari sebelumnya, pada tanggal 11 September 2023, tim dokter ahli mata telah memberikan pelatihan kepada 14 pendidik PAUD di kedua desa tersebut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar bagi para Pendidik agar mereka dapat melakukan skrining kesehatan mata secara mandiri kepada anak-anak di PAUD mereka. Total sebanyak 245 anak usia dini, dan bahkan beberapa orang dewasa, ikut serta dalam skrining mata ini. Selama proses pemeriksaan, anak-anak dan masyarakat yang mengalami gangguan mata diberikan obat, rekomendasi pengobatan, serta kacamata sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Antusiasme dari anak-anak dan masyarakat sangat terlihat, bahkan jumlah peserta melebihi target yang telah direncanakan. Kepala Desa Homba Rande, dalam tanggapannya, mengungkapkan kebahagiaannya atas kegiatan bakti sosial skrining mata ini yang merupakan yang pertama kali dilakukan di desanya. Dia sangat berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi kegiatan rutin di waktu mendatang, mengingat Desa Homba Rande berjarak cukup jauh dari pusat layanan kesehatan. Kegiatan ini telah membuka pintu bagi pemeliharaan kesehatan mata bagi anak-anak usia dini dan masyarakat di desa tersebut. Dengan kerjasama yang baik antara Foresight, FK Universitas Hasanudin, dan SID, Sumba Foundation, serta semangat masyarakat desa yang tinggi, bakti sosial skrining mata ini berhasil memberikan manfaat besar bagi masyarakat Desa Homba Rande dan Ole Ate. Semoga kegiatan semacam ini akan terus berlanjut di masa depan untuk mendukung kesehatan mata anak-anak Indonesia, khususnya yang berada di daerah terpencil.

Bakti Sosial Skrining Kesehatan Mata Anak-Anak Usia Dini di Desa Homba Rande dan Ole Ate Read More »

Menelusuri Jejak Perubahan: Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Keputusan Mahkamah Konstitusi RI 2023

Pada tanggal 7-9 September 2023, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Konstitusi, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, mengadakan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Keputusan (PEP) Mahkamah Konstitusi (MK). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memahami pelaksanaan Putusan MK, termasuk pembentukan dan penetapan peraturan undang-undang, regulasi, kebijakan, dan tindakan yang berkaitan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi dinamika dan tantangan dalam pelaksanaan Putusan MK serta mengumpulkan data dan informasi terkini mengenai perkembangan pelaksanaan Putusan MK. Acara ini secara resmi dibuka oleh Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Prof. Dr. Anwar Usman, S.H., M.H., di Hotel Alana, Sleman, Yogyakarta. Perwakilan dari Sumba Integrated Development (SID) dan Marungga Foundation juga diundang sebagai peserta aktif, karena sementara mengerjakan program pemenuhan hak Pendidikan dan Hak Sosial bagi masyarakat Penghayat Marapu di Sumba Timur, sebagai bagian dari pelaksanaan putusan MK nomor 97/PUU-XIV/2016. Program yang bernama “Lii Marapu ini di danai oleh Voice Global. https://www.mkri.id/public/content/persidangan/putusan/97_PUU-XIV_2016.pdf. Di dalam diskusi terfokus, peserta dibagi ke dalam empat kelompok sesuai dengan empat keputusan MK yang dievaluasi, yaitu: Kelompok PEP Putusan MK Nomor 13/PUU-XV/2017 (Pernikahan dengan Teman Sesama Pekerja/Buruh dalam Satu Perusahaan). Kelompok PEP Putusan MK Nomor 97/PUU-XIV/2016 (Kolom Agama dalam KTP). Kelompok PEP Putusan MK Nomor 13/PUU-XVI/2018 (Keterlibatan DPR dalam Pengesahan Perjanjian Internasional). Kelompok PEP Pelaksanaan Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010 (Status Keperdataan Anak Luar Pernikahan yang Sah). Setiap kelompok PEP terdiri dari maksimal 30 peserta aktif, yang mencakup narasumber (pemantik), perwakilan pemangku kepentingan terkait dengan putusan tersebut, termasuk akademisi, peneliti, dan praktisi dengan kompetensi yang relevan. Tim MK juga terlibat dalam setiap sesi. Dalam setiap sesi, ada paling banyak terdapat empat narasumber (pemantik diskusi) yang mewakili pemangku kepentingan, akademisi, peneliti, atau praktisi yang memiliki pengetahuan dan pengalaman terkait dengan pelaksanaan Putusan MK. Diskusi berjalan dengan sangat dinamis karena partisipasi aktif dari seluruh peserta. Tim MK bertugas mencari, menggali, mengidentifikasi, dan mengorganisasi data dan informasi yang diperoleh dari FGD. Hasil dari FGD ini kemudian disusun oleh Tim MK untuk disampaikan kepada Sekretaris Jenderal MK, menjadi masukan bagi Ketua MK, Wakil Ketua MK, dan Hakim Konstitusi. Yang pada akhirnya, Mahkamah Konstitusi akan membuat rekomendasi kepada Pemerintah sebagai pelaksana dari setiap keputusan. Rahayu  

Menelusuri Jejak Perubahan: Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Keputusan Mahkamah Konstitusi RI 2023 Read More »