Sumba Integrated Development

Berita

Menghadapi Ancaman Bencana, Masyarakat Desa Lakukan Simulasi Bencana

Sumba Timur merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang rentan terhadap berbagai bencana. Berdasarkan hasil Kajian Risiko Bencana (KRB) yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), teridentifikasi 11 jenis bencana yang mengancam penduduk Kabupaten Sumba Timur. Bencana-bencana tersebut meliputi banjir, gempa bumi, tsunami, kebakaran hutan dan lahan, longsor, gelombang ekstrim dan abrasi, kekeringan, banjir bandang, cuaca ekstrim, epidemi dan wabah penyakit, serta hama belalang. Menyikapi hal ini, Sumba Integrated Development (SID) berkolaborasi dengan World Neighbors melalui program INCIDENT untuk membantu membangun kapasitas masyarakat di lima desa, yaitu Ndapayami, Tandula Jangga, Praipaha, Kambuhapang, dan Matawai Pawali, dalam membentuk Tim Siaga Bencana Desa (TSBD). Selain membentuk tim, SID juga memberikan pelatihan pengurangan risiko bencana kepada pengurus TSBD, mencakup teknik analisis risiko bencana, penyusunan rencana kontijensi, hingga pelaksanaan simulasi bencana. Simulasi bencana dilakukan selama bulan Desember 2023 hingga Januari 2024 dan disesuaikan dengan ancaman utama di setiap desa, seperti kekeringan, hama belalang, banjir, kebakaran hutan dan lahan, dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan simulasi, SID dan TSBD melibatkan masyarakat desa, TNI, PMI, Tagana, BPBD, serta pihak lainnya. Pembagian peran dan skenario disusun untuk membantu peserta simulasi memahami peran, tanggung jawab, dan langkah-langkah yang harus diambil saat menghadapi ancaman bencana. Partisipasi antusias masyarakat dalam simulasi ini terlihat jelas. Mereka menyatakan bahwa ini merupakan kegiatan pertama kalinya di desa mereka, yang memberikan wawasan baru tentang langkah-langkah yang harus diambil dalam menghadapi situasi bencana. Simulasi juga dianggap sebagai upaya konkret dalam mempersiapkan masyarakat menghadapi risiko bencana di masa depan.

Menghadapi Ancaman Bencana, Masyarakat Desa Lakukan Simulasi Bencana Read More »

Mimpi Sang Meriam Kecil Akhirnya Terwujud

SID dan ChildFund memulai inisiatif untuk membentuk layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Desa Mbatakapidu, Kabupaten Sumba Timur, sejak tahun 2007. Dalam inisiatif ini, oleh tokoh masyarakat setempat, PAUD tersebut diberi nama “Prai Oda,” sebagai bentuk pengingat bahwa desa ini pernah memiliki sebuah meriam kecil untuk melindungi diri pada masa penjajahan Belanda. Dari segi filosofis, nama “Prai Oda” juga mencerminkan harapan bahwa PAUD ini akan membantu mewujudkan impian anak-anak sejauh dan setinggi mungkin. Ketika pertama kali didirikan, PAUD Prai Oda hanya memiliki sebuah ruangan kecil yang dibangun dengan bantuan SID dan swadaya masyarakat. Namun, pada saat itu, mereka sudah bermimpi bahwa suatu hari nanti PAUD Prai Oda akan berkembang dan memiliki fasilitas yang lebih memadai. Impian tersebut akhirnya menjadi kenyataan setelah 16 tahun menunggu dan berusaha. Pada awal tahun 2024, Pemerintah desa meresmikan dan menyerahkan sebuah gedung seluas 7 meter kali 20 meter, yang dibangun dengan anggaran lebih dari 300 juta. Bangunan ini menjadi salah satu Gedung PAUD terbesar yang pernah dibangun oleh Pemerintah Desa di Sumba Timur. Dalam peristiwa ini, kerjasama kolaboratif dan advokasi yang baik menjadi kunci utama keberhasilan mereka dalam membangun kesadaran kolektif para pihak terkait pemenuhan hak anak.   Semua ini dilakukan dengan tujuan mendukung terwujudnya generasi emas Indonesia yang sehat, cerdas, ceria, terlindungi, dan berahklak mulia. Hal ini diungkapkan senada oleh Kepala Desa Mbatakapidu dan Direktur Eksekutif SID dalam acara serah terima gedung. Ibu Kristin, kepala TK Prai Oda, juga tidak bisa menahan air mata bahagia ketika menyampaikan suara hatinya, yang memantik perasaan bahagia bagi semua yang hadir. Kebahagiaan ini bukan hanya karena terwujudnya mimpi bersama, tetapi juga sebagai bukti nyata bahwa kerja keras dan tekad untuk memajukan pendidikan anak-anak usia dini di Desa Mbatakapidu telah membuahkan hasil.

Mimpi Sang Meriam Kecil Akhirnya Terwujud Read More »

Peraturan Desa Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan

Sumba Integrated Development (SID) memfasilitasi lima desa, termasuk Ndapayami, Tandula Jangga, Praipaha, Kambuhapang, dan Matawai Pawali, dalam pengembangan Peraturan Desa (PERDES) untuk pengurangan risiko bencana dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Setiap desa kini memiliki dua PERDES, salah satunya adalah PERDES Daerah Perlindungan Mata Air (Natural Resource Management). PERDES ini mengatur penanggulangan potensi pengrusakan terhadap habitat biota perairan, kemandirian masyarakat dalam melindungi dan memelihara sumber daya air, serta keadilan pengelolaan sumber daya air untuk generasi saat ini dan masa depan. Telah diterbitkan juga PERDES tentang Tata Kelola Sistem Pemeliharaan Tanaman dan Tataguna Lahan. Dokumen ini mengatur aspek penting seperti sistem pemeliharaan ternak besar dan kecil, pengaturan dan pemanfaatan padang penggembalaan, pengelolaan kegiatan pertanian ramah lingkungan, termasuk upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan akibat aktivitas beternak dan bertani. Peraturan Desa ini menjadi regulasi krusial bagi masyarakat desa untuk mencegah terjadinya bencana yang dapat menimbulkan kerugian material dan mengancam jiwa. Dengan adanya peraturan ini, tim desa tangguh bencana dan tim kampung Iklim yang telah dibentuk dapat lebih efektif dalam melakukan upaya-upaya penanggulangan bencana serta perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup di masing-masing desa. Tentang program ini, SID bekerjasama dengan World Neighbors, dengan sumber pendanaan dari USAID, sedang mengembangkan program INCIDENT (Increasing Resilience through Climate Change Adaptation and Disaster Risk Reduction in Nusa Tenggara). Program ini mencakup Adaptasi Perubahan Iklim dan Pengurangan Risiko Bencana, Praktik Pertanian Berkelanjutan dan Ketahanan Pangan, serta Pemulihan Ekonomi Rakyat Pedesaan dan Sistem Pemasaran.

Peraturan Desa Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan Read More »

24 Petani dari Sumba Timur berguru PCI ke Nagakeo

SID dan World Neighbors kirim 24 petani perwakilan 10 kelompok tani dari lima desa di Sumba Timur ke Nagakeo untuk belajar tentang pertanian cerdas iklim (PCI), desa tangguh bencana (Destana), kampung iklim (Proklim), dan pengembangan usaha mikro. Pada kunjungan belajar tersebut, mereka juga menyempatkan diri berdialog dengan Bupati Nagakeo di rumah jabatan Bupati. Selama enam hari, mereka mengobservasi, berdiskusi, dan praktik langsung tentang pertanian cerdas iklim. Termasuk, pengembangan agroforestri, pertanian hortikultura, juga mengunjungi demplot-demplot yang telah dikembangkan oleh YMTM, salah satu LSM lokal di daerah tersebut. Pada akhirnya, pengalaman praktik baik dan kegagalan yang dilakukan dalam pengembangan pertanian cerdas iklim di Nagakeo, akan menjadi pembelajaran untuk pengembangan program yang sama di Sumba Timur. Adaptasi dan mitigasi perubahan iklim merupakan gerakan bersama yang harus dilakukan untuk mengurangi risiko bencana. Salah satunya melalui pertanian cerdas iklim yang sementara dikerjakan oleh SID dan World Neigbors, didanai oleh USAID.  

24 Petani dari Sumba Timur berguru PCI ke Nagakeo Read More »

Bakti Sosial Skrining Kesehatan Mata Anak-Anak Usia Dini di Desa Homba Rande dan Ole Ate

Foresight Australia, dokter ahli mata di RS UNHAS (anggota PERDAMI Sulawesi Selatan), dan Sumba Integrated Development (SID) telah melaksanakan bakti sosial skrining kesehatan mata yang sangat bermanfaat bagi anak-anak usia dini di Desa Homba Rande, serta Desa Ole Ate, Sumba Barat Daya. Kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam memberikan perhatian kesehatan mata kepada masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Pada tanggal 12 September 2023, lima tim dokter ahli mata dari Foresight dan dokter ahli mata di RS UNHAS berkolaborasi dalam melakukan skrining mata secara menyeluruh. Sehari sebelumnya, pada tanggal 11 September 2023, tim dokter ahli mata telah memberikan pelatihan kepada 14 pendidik PAUD di kedua desa tersebut. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dasar bagi para Pendidik agar mereka dapat melakukan skrining kesehatan mata secara mandiri kepada anak-anak di PAUD mereka. Total sebanyak 245 anak usia dini, dan bahkan beberapa orang dewasa, ikut serta dalam skrining mata ini. Selama proses pemeriksaan, anak-anak dan masyarakat yang mengalami gangguan mata diberikan obat, rekomendasi pengobatan, serta kacamata sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Antusiasme dari anak-anak dan masyarakat sangat terlihat, bahkan jumlah peserta melebihi target yang telah direncanakan. Kepala Desa Homba Rande, dalam tanggapannya, mengungkapkan kebahagiaannya atas kegiatan bakti sosial skrining mata ini yang merupakan yang pertama kali dilakukan di desanya. Dia sangat berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi kegiatan rutin di waktu mendatang, mengingat Desa Homba Rande berjarak cukup jauh dari pusat layanan kesehatan. Kegiatan ini telah membuka pintu bagi pemeliharaan kesehatan mata bagi anak-anak usia dini dan masyarakat di desa tersebut. Dengan kerjasama yang baik antara Foresight, FK Universitas Hasanudin, dan SID, Sumba Foundation, serta semangat masyarakat desa yang tinggi, bakti sosial skrining mata ini berhasil memberikan manfaat besar bagi masyarakat Desa Homba Rande dan Ole Ate. Semoga kegiatan semacam ini akan terus berlanjut di masa depan untuk mendukung kesehatan mata anak-anak Indonesia, khususnya yang berada di daerah terpencil.

Bakti Sosial Skrining Kesehatan Mata Anak-Anak Usia Dini di Desa Homba Rande dan Ole Ate Read More »

Menelusuri Jejak Perubahan: Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Keputusan Mahkamah Konstitusi RI 2023

Pada tanggal 7-9 September 2023, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia bekerja sama dengan Pusat Studi Hukum Konstitusi, Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, mengadakan Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Keputusan (PEP) Mahkamah Konstitusi (MK). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memahami pelaksanaan Putusan MK, termasuk pembentukan dan penetapan peraturan undang-undang, regulasi, kebijakan, dan tindakan yang berkaitan. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi dinamika dan tantangan dalam pelaksanaan Putusan MK serta mengumpulkan data dan informasi terkini mengenai perkembangan pelaksanaan Putusan MK. Acara ini secara resmi dibuka oleh Ketua Mahkamah Konstitusi RI, Prof. Dr. Anwar Usman, S.H., M.H., di Hotel Alana, Sleman, Yogyakarta. Perwakilan dari Sumba Integrated Development (SID) dan Marungga Foundation juga diundang sebagai peserta aktif, karena sementara mengerjakan program pemenuhan hak Pendidikan dan Hak Sosial bagi masyarakat Penghayat Marapu di Sumba Timur, sebagai bagian dari pelaksanaan putusan MK nomor 97/PUU-XIV/2016. Program yang bernama “Lii Marapu ini di danai oleh Voice Global. https://www.mkri.id/public/content/persidangan/putusan/97_PUU-XIV_2016.pdf. Di dalam diskusi terfokus, peserta dibagi ke dalam empat kelompok sesuai dengan empat keputusan MK yang dievaluasi, yaitu: Kelompok PEP Putusan MK Nomor 13/PUU-XV/2017 (Pernikahan dengan Teman Sesama Pekerja/Buruh dalam Satu Perusahaan). Kelompok PEP Putusan MK Nomor 97/PUU-XIV/2016 (Kolom Agama dalam KTP). Kelompok PEP Putusan MK Nomor 13/PUU-XVI/2018 (Keterlibatan DPR dalam Pengesahan Perjanjian Internasional). Kelompok PEP Pelaksanaan Putusan MK Nomor 46/PUU-VIII/2010 (Status Keperdataan Anak Luar Pernikahan yang Sah). Setiap kelompok PEP terdiri dari maksimal 30 peserta aktif, yang mencakup narasumber (pemantik), perwakilan pemangku kepentingan terkait dengan putusan tersebut, termasuk akademisi, peneliti, dan praktisi dengan kompetensi yang relevan. Tim MK juga terlibat dalam setiap sesi. Dalam setiap sesi, ada paling banyak terdapat empat narasumber (pemantik diskusi) yang mewakili pemangku kepentingan, akademisi, peneliti, atau praktisi yang memiliki pengetahuan dan pengalaman terkait dengan pelaksanaan Putusan MK. Diskusi berjalan dengan sangat dinamis karena partisipasi aktif dari seluruh peserta. Tim MK bertugas mencari, menggali, mengidentifikasi, dan mengorganisasi data dan informasi yang diperoleh dari FGD. Hasil dari FGD ini kemudian disusun oleh Tim MK untuk disampaikan kepada Sekretaris Jenderal MK, menjadi masukan bagi Ketua MK, Wakil Ketua MK, dan Hakim Konstitusi. Yang pada akhirnya, Mahkamah Konstitusi akan membuat rekomendasi kepada Pemerintah sebagai pelaksana dari setiap keputusan. Rahayu  

Menelusuri Jejak Perubahan: Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Keputusan Mahkamah Konstitusi RI 2023 Read More »

Sekolah Adat, Sebuah Harapan Baru Pelestarian Budaya Sumba Timur

Badan Pengurus Marapu Desa Kamanggih, Kabupaten Sumba Timur, menyelenggarakan acara peresmian sekolah adat mereka pada tanggal 6 September 2023. Sekolah adat ini merupakan inisiatif dari masyarakat Penghayat Marapu di Desa Kamanggih dengan tujuan utama melestarikan budaya Sumba Timur, yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan moral. Para tokoh adat dan pemimpin agama Marapu di wilayah tersebut telah menyadari pentingnya transfer pengetahuan dari generasi tua ke generasi muda, dan mereka mengakui bahwa ini memerlukan upaya sistematis melalui pendidikan formal dan non-formal. Sekolah adat ini memiliki berbagai kurikulum lokal yang dikembangkan oleh Sumba Integrated Development dan Marungga, antara lain, tarian, menenun, bahasa sastra tradisional (lawiti-luluk), permainan tradisional, kerajinan tangan, dan ritual Marapu. Fasilitator yang membimbing anak-anak di sekolah ini adalah tokoh adat dan tokoh agama yang merupakan penduduk lokal. Kesadaran akan pentingnya transfer pengetahuan dari generasi tua kepada generasi muda mulai tumbuh dalam diri para tokoh adat dan tokoh agama Marapu di wilayah tersebut. Mereka memahami bahwa proses regenerasi budaya kepada anak-anak selain diturunkan sebagai gift dari sang pencipta kepada insan-insan pilihan, tetapi perlu juga upaya sistematis untuk melestarikannya melalui pendidikan formal dan non-formal, salah satunya melalui sekolah adat yang mereka dirikan. Acara peresmian sekolah adat ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Direktur KMA, Kemdikbudristek Republik Indonesia, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (BRIN), Pemerintah Daerah, para tokoh adat dari lima desa, serta masyarakat setempat. Direktur KMA, Pak Syamsul, menyatakan bahwa pemerintah sangat mendukung upaya pemajuan budaya yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Kamanggih. Kemdikbudristek RI siap bekerjasama untuk mendukung perkembangan positif ini.         Selain meresmikan sekolah adat, Direktur KMA dan staf BRIN juga melakukan diskusi santai dengan tokoh masyarakat dari lima desa yang hadir dalam acara tersebut. Diskusi ini membahas tantangan dan peluang pelaksanaan program pemajuan budaya di Sumba Timur, serta potensi kerjasama yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak untuk melestarikan budaya Sumba Timur. Program pelestarian budaya Sumba Timur merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh SID dan Marungga yang didanai oleh Voice Indonesia. Program yang diberi nama Lii Marapu ini juga berhasil mengadvokasi keluarnya Peraturan Bupati nomor 33 tahun 2023 tentang Layanan Pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Satuan Pendidikan di Kabupaten Sumba Timur.

Sekolah Adat, Sebuah Harapan Baru Pelestarian Budaya Sumba Timur Read More »

Lii Marapu Terpilih Mewakili Grantee Voice Indonesia ke Ajang INDABA

Voice Indonesia memilih program Lii Marapu untuk mewakili Indonesia dalam giat INDABA yang berlangsung di kota Cotonou-Benin, Afrika Barat. INDABA adalah pertemuan global para grantee Voice Global dari berbagai negara di Asia antara lain Indonesia, Philipina, Laos, Kamboja, Thailand, Malaysia, dan negara-negara di Afrika seperti Kenya, Tanzania, Mali, Uganda, Sinegal, Niger, Nigeria, Benin. Pertemuan selama empat hari tersebut diwarnai dengan sharing pembelajaran dari para peserta tentang praktik baik yang sudah dan sementara dilakukan. Dari Kenya, mereka belajar bagaimana perempuan berjuang untuk mempertahankan hak mereka. Kemudian, dari Mali, mereka belajar bagaimana melawan perbudakan dan memperjuangkan kesetaraan. Pada kesempatan yang sama, dari Niger, mereka belajar bagaimana para orang tua selalu mengajarkan anak-anak mereka terkait pengetahuan lokal. Selanjutnya, dari Laos mereka belajar bagaimana perempuan berjuang untuk mengakses lahan sebagai sumber penghidupan mereka. Terakhir, dari Indonesia-Sumba, mereka belajar tentang perjuangan pemenuhan hak sosial dan pendidikan bagi penghayat Marapu. Program Lii Marapu dikembangkan oleh SID dan Marungga, didanai oleh Voice Global. Program ini bertujuan untuk membantu masyarakat penghayat Marapu di Sumba Timur, agar mereka dapat mengakses layanan pendidikan dan hak sosial secara utuh.

Lii Marapu Terpilih Mewakili Grantee Voice Indonesia ke Ajang INDABA Read More »

SID Latih Petani Lakukan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Menggunakan Pestisida Nabati

Hama pengganggu tanaman merupakan salah satu musuh petani yang jika tidak dikendalikan secara tepat maka akan berakibat rusaknya tanaman dan dapat berujung gagal panen. Pilihan untuk mengendalikan hama secara instan dengan menggunakan pestisida kimia merupakan cara umum yang digunakan oleh para petani, termasuk petani di pulau Sumba. Penggunaan pestisida kimia jika tidak dilakukan secara cermat dan berhati-hati, maka akan dapat menyebabkan dampak negatif bagi manusia atau hewan. Secara langsung dan tidak disengaja, penggunaan pestisida kimia dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), dan teratogenic (kelahiran anak cacat dari ibu yang keracunan). Selain keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan orang awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi  akibat sisa racun (residu)  pestisida  yang ada di dalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan. Makin tinggi residu pada tanam yang dikonsumsi, makin berbahaya bagi konsumen. Dalam upaya melindungi petani dan lingkungan terutama melindungi kehidupan, SID bekerja sama dengan World Neighbors mengajak petani di lima desa dampingan melakukan pertanian cerdas iklim. Melalui program ini, para petani dilatih membuat pestisida nabati (pesnab)yang lebih aman digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu Tanaman (OPT). Terdapat beberapa keunggulan jika pestisida nabati  ini diaplikasikan pada tanaman pertanian, antara lain; Bahan yang digunakan murah dan mudah dijumpai, dapat mengganti pestisida kimiawi, dosis yang digunakan tidak terlalu mengikat dan berisiko dibandingkan pestisida kimia. Spektrum pengendaliannya luas dan dapat bersifat selektif, tidak meracuni maupun merusak tanaman budidaya, aman untuk manusia dan hewan karena residunya bisa cepat hilang, mempunyai pengaruh cukup cepat yaitu bisa menghentikan nafsu makan serangga, meskipun jarang menimbulkan kematian. Manfaat lain dari penggunaan pesnab adalah, mudah terurai sehingga tidak merusak lingkungan, penggunaan dosis tinggi jarang menyebabkan tanaman mati, tidak menyebabkan resistensi pada hama maupun patogen, serta bisa digunakan untuk mengatasi OPT yang sulit dikendalikan oleh pestisida kimia. Melalui program pertanian cerdas iklim, SID dan World Neighbors mendorong pengarusutamaan pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan dan selaras alam.

SID Latih Petani Lakukan Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Menggunakan Pestisida Nabati Read More »

Youth Work Readiness Learning

Sumba Barat Daya – SID dan Childfund Internasional di Indonesia menyelenggarakan Pelatihan Kesiapan Kerja bagi orang muda sebagai bagian dari Youth Work Readiness Learning. Sebanyak 16 orang muda ikut ambil bagian dalam pelatihan yang dilaksanakan sejak tanggal 14 sampai dengan 17 November 2022, bertempat di Hotel Sinar Tambolaka-Sumba Barat Daya. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh dua orang Fasilitator lokal terlatih yang sebelumnya telah mengikuti TOT modul life skill yang dikembangkan oleh ChildFund. Pelatihan ini merupakan salah satu bagian dari kurikulum program pengembangan orang muda di desa dampingan SID, dengan tujuan untuk mendukung Pemberdayaan Ekonomi orang muda. Youth Work Readiness Learning,  bertujuan untuk memfasilitasi orang muda dampingan SID agar memiliki kompetensi yang dibutuhkan untuk memasuki dunia kerja atau kewirausahaan. Sebelumnya 16 orang muda yang mengikuti pelatihan ini telah mendapat pelatihan tingkat dasar dan pelatihan tingkat menengah. Pelatihan kesiapan kerja merupakan pelatihan tingkat lanjut untuk memberikan keterampilan khusus sesuai dengan minat kerja dari masing-masing peserta. Selama empat hari tersebut peserta dibekali dengan informasi terkait manajemen waktu, penampilan prima, hak dan kewajiban pekerja, resolusi konflik di tempat kerja, gender dan inklusi di tempat kerja, membangun budaya keselamatan kerja, akses informasi dan persiapan kerja, serta perencanaan karir. Antusias peserta selama kegiatan pelatihan berlangsung terlihat dari keterlibatan mereka secara aktif pada setiap sesi yang dikemas dalam bentuk pembelajaran interaktif. Mereka sangat aktif dalam diskusi kelompok, termasuk dalam praktik membuat surat lamaran kerja, curriculum vitae dan wawancara kerja. Angelina Lavoni Bombo, salah satu peserta pelatihan mengatakan melalui pelatihan ini ia mendapatkan banyak informasi baru tentang dunia kerja, termasuk di dalamnya ia belajar tentang gender dan inklusi dalam dunia kerja. Angel juga mengatakan bahwa informasi ini sebelumnya tidak pernah diketahuinya secara spesifik. keterlibatannya dalam pelatihan ini telah membantu ia dan teman-teman peserta lainnya dapat memiliki wawasan yang lebih luas tentang dunia kerja dan wirausaha.

Youth Work Readiness Learning Read More »