Sumba Integrated Development

Change Story

“Saat Krisis Pangan Menghampiri, Budidaya Pangan Lokal Menjadi Pilihan Utama”

Di Desa Ndapayami, Kecamatan Kanatang, Kabupaten Sumba Timur, hiduplah seorang petani bernama Wunu Hiwal Bersama keluarganya. Meski telah pensiun dari jabatannya sebagai sekretaris Desa Ndapayami pada akhir tahun 2022 yang lalu, Wunu masih aktif mengembangkan lahan pertaniannya yang menjadi salah satu lokasi percontohan praktek tanaman Pangan Lokal. Desa Ndapayami juga merupakan salah satu desa dampingan dari Sumba Integrated Development (SID) yang telah melakukan kajian risiko bencana secara partisipatif. Dari hasil kajian tersebut diketahui bahwa terdapat bencana hama belalang yang terus menyerang tanaman jagung dan padi milik petani di sana. Serangan hama belalang ini melanda sebagian besar desa-desa di Sumba Timur, termasuk lima desa dampingan SID dalam program INCIDENT. Bapak Wunu Hiwal adalah salah satu petani di desa Ndapayami yang kebunnya selalu diserang belalang dalam dua tahun terakhir ini, sehingga ia selalu gagal panen. Walaupun demikian Wunu tidak berputus asa. Ia telah mengikuti pelatihan Budidaya Tanaman Pangan Lokal termasuk Pestisida Nabati dan menanam tanaman pangan yang lebih tahan terhadap serangan belalang seperti ubi kayu, petatas dan keladi. “Dengan adanya program pelatihan dan praktek tanam pangan lokal ini mengingatkan Kembali lagi pada petani, bahwa perlu sekali kita tanam Kembali ini ubi kayu, petatas, keladi, littang, luwa, dan ganyong, apalagi hama belalang serang kita punya jagung sampai habis”. Ungkapnya dengan raut wajah sedih. Pada saat yang sama, ketika Wunu mencoba menanam tanaman pangan lokal lainnya seperti jagung pulut dan stek ubi, sebagian mati kering akibat curah hujan yang rendah, dan jagung pulut habis dimakan belalang. Meski demikian, Wunu tidak menyerah dan terus mengikuti petunjuk teknis yang diajarkan dalam pelatihan yang diberikan oleh SID, termasuk melakukan penyulaman dan pemilihan bibit yang baik. Setelah diguyur hujan yang stabil, tanaman pangan lokal di kebunnya tumbuh dengan subur dan sehat. Wunu Hiwal mulai menanam pangan lokal di lahannya sejak bulan Desember 2022 dengan luas lahan awal empat are, namun, sekarang sudah dikembangkan menjadi tujuh sampai delapan are. Sampai saat ini, pertumbuhan tanaman sangat baik karena selain curah hujan yang cukup, Wunu juga merawat tanamannya dengan baik, misalnya tanahnya digemburkan, pohon singkong dan keladi ditimbun dengan tanah, dan dibersihkan dari gulma. Walaupun, masyarakat di desanya saat ini sedang menghadapi masa sulit karena serangan hama belalang yang semakin merajalela, kenaikan harga bahan pokok dan kelangkaan beras di tahun resesi 2023, Wunu tetap memiliki harapan dan tekad untuk melewati tahun sulit ini dengan tanaman pangan lokal yang ia tanam di kebunnya. Ia bahkan berniat untuk terus memperluas lahan kebun pangan lokalnya dengan menanam tanaman lain seperti kacang hijau, kacang nasi, dan ubi-ubian lagi. “Makan ubi-ubian, nasi jagung, itu lebih bikin kenyang dibanding makin nasi beras. Selain itu, pangan lokal ini kan punya nilai gizi yang lebih bagus. Saya harap, Lembaga SID dapat melakukan pendampingan dan pelatihan lebih baik tentang pangan lokal di lebih banyak lagi masyarakat karena Desa Ndapayami ini punya potensi besar.” Tutur Wunu Hiwal. Sementara itu, menurut mama Damaris, istri dari Wunu Hiwal, pangan lokal seperti ubi-ubian sangat baik untuk anak-anak, bayi dan balita, karena kandungan nutrisinya dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Ubi-ubian selalu disiapkan sebagai makanan untuk bayi, balita dan anak-anak saat Pemberian Makanan Tambahan (PMT) pada kegiatan posyandu. Selain itu, ubi kayu dan keladi bisa dijadikan sebagai alternatif makanan saat jagung terserang hama belalang. Kisah petani Wunu Hiwal adalah contoh inspiratif tentang bagaimana seseorang dapat bertahan dan beradaptasi di tengah masa sulit. Dengan tekad dan kemauan untuk belajar, Wunu berhasil menanam tanaman pangan lokal yang lebih tahan terhadap serangan hama dan menghindarkan tanamannya dari hama dengan Pestisida Nabati yang telah dibuat. Semoga kisah Wunu Hiwal dapat menjadi motivasi bagi kita semua untuk tidak menyerah dan terus berjuang dalam menghadapi masa sulit. TENTANG PROGRAM INI Budidaya pangan lokal merupakan bagian dari program INCIDENT yang dikembangkan oleh World Neighbors, didanai oleh BHA/USAID dan diimplementasikan oleh SID. Program ini dilaksanakan di lima desa di Kabupaten Sumba Timur dengan luas lahan yang sudah dikembangkan mencapai 30 are di lahan percontohan di lima desa program. Para petani dampingan program INCIDENT memiliki minat yang tinggi untuk mengembangkan tanaman pangan lokal namun saat ini petani di lima desa tersebut menghadapi tantangan seperti keterbatasan bibit singkong, bibit keladi dan ubi jalar yang berkualitas. Untuk mengatasi hal tersebut, program terus berupaya untuk menyediakan bibit pangan lokal yang berkualitas. Tantangan lainnya adalah kondisi tanah yang becek akibat lewatnya musim tanam sehingga bibit tanaman bisa busuk dan sulit tumbuh. Namun petani tetap dimotivasi untuk menyediakan lahan dan menanam bibit stek singkong untuk ketersediaan bibit pada tahun-tahun mendatang. Hal ini dirasakan penting oleh para petani karena tanaman singkong dan ubi-ubian memiliki banyak manfaat diantaranya, daunnya bisa dikonsumsi sebagai sayur-sayuran yang bergizi.

“Saat Krisis Pangan Menghampiri, Budidaya Pangan Lokal Menjadi Pilihan Utama” Read More »

RKAS Membangun Kepercayaan Diri Raflesito

Di desa Makamenggit, kecamatan Nggaha Ori Angu Kabupaten Sumba Timur terdapat seorang Duta anak bernama Raflesito Karada Hawula yang kesehariannnya biasa disapa dengan sebutan Ito. Saat ini ia telah berusia 15 tahun dan duduk di kelas 1 SMA N 1 Nggaha Ori Angu. Ia sangat  aktif dalam organisasi anak seperti anggota Forum Orang Muda, pendamping  kelompok RKAS, dan juga Anggota pengurus Forum Anak Kabupaten. Sebelum berghabung dengan FOM atau RKAS, Ito merupakan anak yang pemalu dan kurang berani tampil di depan teman-temannya. Hal ini disebabkan karena di desanya belum ada Forum orang muda serta RKAS yang menjadi wadah pengembangan bakat dan minat anak. Ia mulai bergabung dengan RKAS sejak tahun 2018 dan kemudian bergabung dengan FOM sejak awal tahun 2022. Melalui wadah tersebut ito mulai mengembangkan kemampuan personalnya termasuk membangun kepercayaan diri sebagai pemimpin muda dan fasilitator sebaya. Kesempatan yang ia peroleh melalui kegiatan RKAS dan FOM telah menempanya menjadi remaja yang aktif dan kreatif, termasuk memiliki inisiatif yang baik untuk memimpin dalam setiap kesempatan yang ada. Berkat kepercayaan diri dan keberaniannnya kemudian membawanya terpilih menjadi salah satu pengurus Forum anak di tingkat Kabupaten pada seksi pendidikan dan pelaporan. Menurut Ito, ia sangat menikmati kegiatannnya bersama teman-temannnya baik di RKAS maupun di Forum Anak kabupaten. Banyak pengalaman dan pengetahuan baru tentang kehidupan anak-anak yang ia peroleh selama bergabung dalam wadah tersebut. Di RKAS, ia banyak belajar tentang kecakapan hidup dan literasi keuangan yang diadaptasi dari program Aflatoun internasional, termasuk memimpin teman-temannnya. Demikian juga melalui forum anak kabupaten ia dapat berbagi tentang kegiatan kegiatan anak, isu anak di Sumba Timur serta membangun kepercayaan diri. “Saya senang bergabung dengan RKAS dan Forum anak Kabupaten, karena selain mendapatkan banyak teman, saya juga bisa belajar banyak hal tentang ketrampilan hidup, isu anak, program anak, dan lain-lainnya.” Demikian tuturnya sambil tersenyum. Pada perayaan HAN 2022, ia terpilih menjadi 1 dari 5 anak yang diberikan kesempatan untuk menyampaikan suara hatinya mewakili anak-anak di Sumba Timur. Kesempatan tersebut dimanfaatkan oleh Ito untuk mengungkapkan keprihatinannya tentang konten kekerasan dan pornografi yang banyak dijumpai di media sosial. Kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak yang hadir saat perayaan HAN tersebut, Ito menyampaikan kerisauannya sekaligus menanyakan apa upaya pemerintah untuk melindungi anak-anak dari ancaman tersebut. Ito mengatakan bahwa ia sangat bangga bisa mewakili teman-temannnya berdialog langsung dengan ibu Bintang Puspayoga yang didampingi oleh Bupati dan pejabat Pemerintah Sumba Timur Lainnnya. Menurutnya ini merupakan kesempatan luar biasa bagi anak desa seperti dirinya dapat berdiri di depan para pejabat pemerintahan Daerah dan Nasional. Pengalaman ini membuatnya semakin percaya diri serta termotifasi untuk berbuat lebih banyak lagi demi membantu anak- anak di Sumba Timur mendapatkan hak mereka secara utuh dan terlindungi. Ia mengucapkan terima Kasih kepada SID dan ChildFund yang telah memfasilitasi anak-anak di desanya melalui kegiatan RKAS dan FOM sehingga melalui wadah tersebut mereka memiliki ruang untuk berpartisipasi dan mengembangkan potensi diri.

RKAS Membangun Kepercayaan Diri Raflesito Read More »

Virginia dan Ruang Partisipasi Anak

“Saya Virginia Jevantriest Rona, saat ini saya berumur 14 tahun dan  duduk dikelas 9 SMP, di salah satu SMP Negeri Umalulu. Papa dan Mama saya adalah petani yang kesehariannya bekerja di kebun sawah. saya mengenal SID sejak saya duduk dikelas 5 SD, pada waktu itu saya diajak oleh teman–teman saya untuk mengikuti kegiatan Rumah Kreatif Anak Sabana.  waktu pertama kali saya ikut saya agak malu–malu  karena teman–teman semua pada berani dan semua mereka bisa menyampaikan pendapat mereka. Lalu banyak permainan yang diperkenalkan kepada saya dan teman – teman saya. Selesai kegiatan sore itu, saya merasa Bahagia dan senang sekali dengan kegiatan yang menarik dan ditambah fasilitator yang pintar dan bersemangat. rasa penasaran untuk ikut kegiatan lagi kuat sekali”. Virginia membuka ceritanya dengan memperkenalkan diri serta menyampaikan awal mula ia tertarik dengan kegiatan rumah kreatif anak sabana (RKAS). Menurut Virginia, ia belajar mengenal hak-haknya sebagai anak melalui program yang namanya Pendidikan Kecakapan Hidup & Literasi Keuangan (PKHLK) atau juga dikenal dengan program Aflatoun. Program ini dikembangkan oleh SID dan ChildFund Internasional di Indonesia melalui kegiatan Rumah Kreatif Anak Sabana (RKAS). Melalui RKAS ini anak-anak dibimbing oleh fasilitatir terlatih menggunakan modul PKHLK yang berisi tentang pengetahuan untuk meningkatkan kepercayaan diri anak, perilaku hidup bersih dan sehat, kemampuan memimpin, mengenal potensi diri, hak-hak anak, pengelolaan keuangan, hingga dasar-dasar kebencanaan. Anak-anak juga dibimbing untuk memahami tehnik membaca dan berhitung dengan cara yang menyenangkan dan mudah. “Saya senang dengan wadah Rumah Kreatif Anak Sabana, yang merupakan kesempatan terbaik saya dapat menggali potensi dan kemampuan diri saya, saya cukup aktif mengikuti kegiatan Rumah Kreatif Anak Sabana dan belajar menyuarakan pendapat saya. Saya juga pernah menjadi pemimpin  dan juga dapat mewakili teman–teman saya dalam mengikuti Musyawarah desa, kami dapat menyampaikan beberapa kebutuhan–kebutuhan kami yang terkait dengan keberlangsungan pendidikan kami.” Demikian penuturan Virginia tentang manfaat dari wadah kegiatan anak yang ada di desanya. Virginia termasuk anak yang aktif dalam mengikuti kegiatan di RKAS, ia pun menjadi salah satu fasilitator sebaya. Ia juga mampu menyampaikan inspirasi dan pendapatnya mewakili anak-anak di desa pada kegiatan musyawarah rencana pembangunan desa (Musrenbangdes). Menurut Virginia, pengalaman yang paling membanggakan adalah ketika ia bisa menulis surat yang ditujukan kepada Presiden Jokowi yang diserahkan kepada bapak Jenderal Purnawirawan H. Muldoko. Dalam suratnya, ia menulis tentang kegiatan Rumah Kreatif Anak Sabana, bebrapa kebutuhan perlengkapan berupa alat–alat tulis dan buku–buku bacaan. Ia juga pernah mewakili kawan–kawan Rumah Kreatif Anak Sabana untuk menyampaikan pandangannya tentang situasi Pendidikan di masa Pendemi Kegiatan ini dikuti oleh 20 anak se NTT, dengan menghadirkan narasumber pimpinan DPRD Propinsi NTT. “Saya sangat senang sekali Ketika orang dewasa dapat mendengarkan hak–hak kami dan ketika kami diberi ruang dalam menyuarakan hak kami. Saya juga mendapat kesempatan menyampaikan hak–hak saya, yakni hak pendidikan di masa pandemik. Hal inilah membuat saya sangat bangga dan bahagia.” Tutur Virginia. Virginia  berharap Pemerintah Desa terus memperhatikan  keberlanjutan dari program SID yang sudah dapat berjalan cukup baik, khususnnya agar kegiatan anak semakin diperhatikan dan fasilitasi sebagai salah satu aset desa untuk mempersiapkan generasi muda yang bermutu. “Saya merasa program PKHLK atau Aflatoun ini sangat berdampak bagi kami anak–anak Sumba di desa Patawang, yang dimulai dari Pendidikan kami, belajar kebersihan, mendukung hak – hak kami sebagai anak. Saya berharap Pemerintah desa akan terus mendukung kami.” Di akhir dari ceriteranya, Virginia menyampaikan ucapan terimakasih kepada ChildFund dan SID untuk karya-karya yang telah membawa perubahan di desa Patawang. Kehadiran SID dan ChildFund telah membawa perubahan dalam mewujudkan hak–hak anak.

Virginia dan Ruang Partisipasi Anak Read More »

Pengasuhan Responsif, Tepat Sekali

Materi yang sangat-sangat sederhana, dan orang tua mudah pahami itu”. penggalan kalimat ini dengan yakin diucapkan oleh ibu Yana. Pemilik nama lengkap Apriyana Pandarangga, S.Pd. AUD tersebut adalah seorang Asesor Badan Akreditasi Nasional (BAN) yang sudah lama malang melintang dalam dunia pendidikan anak Usia Dini di Kabupaten Sumba Timur. Ia pernah menjadi kepala TK Negeri Pembina Waingapu, Ketua IGTKI, Pengawas TK dan hingga kini aktif menjalankan tugasnya sebagai Asesor BAN. Tugas utamanya adalah mengakreditasi penyelenggaraan PAUD di Kabupaten Sumba Timur dan kabupaten lainnya di NTT, sekaligus memberikan dukungan teknis untuk peningkatan kualitas PAUD yang berada dalam wilayah kerjanya. Ibu Yana telah lama mengenal dan bekerjasama dengan SID terkait program pengembangan PAUD di desa-desa dampingan SID. Ia juga merupakan fasilitator yang sering membantu para guru PAUD dampingan SID dalam pelatihan-pelatihan yang diadakan. Sebagai seorang pegiat PAUD, ibu Yana sudah beberapa kali terlibat dalam pelatihan untuk fasilitator yang diselenggarakan oleh SID dan ChildFund. Dari semua pelatihan yang sudah pernah ia ikuti, menurutnya modul pengasuhan responsif lah yang paling bermanfaat saat ini. dengan adanya situasi pandemi covid-19 tantangan terbesarnya adalah bagaimana membantu orang tua agar bisa membimbing anak-anak mereka di rumah. Modul pengasuhan positif ini menurutnya sangat tepat sekali untuk digunakan, karena sederhana dan mudah dipahami oleh orang tua. “ya itu pengasuhan responsif itu, betul-betul bagus sekali.” Katanya sambil tertawa lebar. Ia kemudian melanjutkan “Modul ini bisa sangat bermanfaat bagi guru-guru PAUD dalam memfasilitasi orang tua agar mampu membimbing anak mereka di rumah.” Sebagai fasilitator terlatih, ibu Yana dan teman-temannya telah berbagi pengetahuan terkait modul pengasuhan responsif yang telah mereka pelajari kepada hampir seluruh PAUD, baik TK maupun kelompok bermain yang ada di Sumba Timur. Biaya pelaksanaan pelatihan terapan tersebut menurutnya dialokasikan dari anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kalau dihitung dari tahun 2018 hingga sekarang, guru-guru PAUD yang telah mereka latih jumlahnya sekitar 200 orang. “Jujur kita katakan bahwa mereka berjalan apa adanya saja” Menurut ibu Yana, awalnya hampir seluruh PAUD berjalan apa adanya saja, tanpa pengetahuan dan ketrampilan yang memadai tentang pengembangan anak usia dini. Pengetahuan yang telah dimiliki dan sering didiskusikan hanya seputar perubahan kurikulum termasuk kurikulum 2013. Sambil tersenyum ibu Yana berkata, “Dengan adanya materi-materi yang kami dapat dan bagikan dari kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh SID telah menambah wawasan guru-guru PAUD. Sedianya apa yang harus mereka lakukan, peran mereka sebagai pendidik PAUD. Salah satunya adalah modul pengasuhan responsif itu.” Ia berharap para guru PAUD yang telah mendapatkan pelatihan tentang pengasuhan responsif benar-benar menerapkan ilmu yang sudah diperoleh di PAUD masing-masing. Sehingga para orang tua mampu untuk mendampingi anak-anak mereka secara optimal dalam proses BDR.  

Pengasuhan Responsif, Tepat Sekali Read More »

Delsi dan Mimpinya Bersama Karang Taruna Desa Homba Karipit

SID memfasilitasi anak muda di desa untuk melakukan advocasi pembentukan forum orang muda atau karang taruna di 9 desa dampingan antara lain desa Mali iha, Hohawungo, Hombakaripit, Wailabubur di kabupaten Sumba Barat Daya, desa Praipaha, Praihamboli, Tanatuku, Makaminggit dan Praikarang di kabupaten Sumba Timur. Antusias anak muda dari desa-desa tersebut sangat besar sehingga pembentukan karang taruna berjalan lancar dan didukung oleh seluruh pemerintah desa. Kesadaran akan pentingnya organisasi orang muda sebagai penyalur aspirasi dan wadah partisipasi orang muda mulai tumbuh dalam diri anak -anak muda dampingan SID. Delsiana Holo salah satu duta anak SID yang menjadi pengurus Karang Taruna  Desa Homba Karipit merasakan manfaat dan perubahan signifikan setelah bergabung dan mengikuti berapa kegiatan pengembangan kapasitas yang dilakukan oleh SID bagi anak muda yang ada di desanya. Sambil sesekali mengerutkan dahi untuk mengingat-ingat kegiatan yang pernah diikutinya, kemudian ia menceritakan, “Beberapa waktu terakhir ini saya banyak kali mengikuti beberapa pertemuan dalam rangka pembentukan organisasi karang taruna di desa yang di fasilitasi oleh Staf SID, awalnya menurut saya organisasi tersebut tidak penting bagi saya, namun setelah saya diajak di beberapa sesi pertemuan maka saya baru sadar bahwa organisasi tersebut sangat penting bagi para pemuda di desa termaksud saya. Karena dengan adanya organisasi karang taruna, para pemuda bisa mengeksplorasi seluruh potensi yang ada pada diri pemuda termasuk bagaimana pemuda bisa terlibat dalam proses pembangunan desa. Setelah saya mengikuti beberapa pertemuan, saya juga di libatkan dalam kepengurusan karang taruna desa Hombakaripit sebagai wakil ketua. Saya dan pengurus karang taruna lainya di bekali dengan pengetahuan tentang organisasi dan hal itu sangat bagus.” SID membekali para pengurus karang taruna dengan kegiatan pengembangan kapasitas pengelolaan organisasi diantaranya pelatihan menejemen organisasi, penyusunan rencana kerja organisasi dan pelatihan life skill lainnya untuk meningkatkan pengetahuan dan kepercayaan diri para pengurus dalam mengembangkan kegiatan mereka serta mampu berpartisipasi dalam proses perencanaan penganggaran desa. “Saya bersyukur sekali bisa berkesempatan untuk mengikuti pelatihan Kepemimpinan dan Manajemen organisas serta penyusunan rencana kerja Karang Taruna. Saya sangat  bangga pada SID/ChildFund yang memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan, karena dengan adanya kegiatan-kegiatan tersebut saya mengalami banyak perubahan, seperti bisa membangun relasi dengan orang-orang baru, saya bisa berbicara di depan teman-teman, saya bisa mengembangkan idea tau kreatifitas yang ada dalam diri saya dan juga bisa saling menerima pendapat teman-teman.” Tuturnya sambil tersenyum sumringah. Sebagai pengurus Karang Taruna Delsi sangat aktif mengikuti berbagai kegiatan, dia sangat cakap dalam menyampaikan pendapat, ide-ide, dan hal-hal menarik lainnnya dengan penuh percaya diri. Saat ini Desi dan pengurus karang taruna lainnya merancang serta mempersiapakan beberapa kegiatan program kerja karang taruna, salah satunya adalah mengembangkan usaha produktif karang taruna di bidang warung makan yang akan dibuka di desa mereka. Wirausaha sosial  tersebut akan mereka kembangkan untuk mendukung kegiatan karang taruna.

Delsi dan Mimpinya Bersama Karang Taruna Desa Homba Karipit Read More »

Dhevi, Semangat Anak Muda Untuk Membangun Desa

Delviana Kapu Endah adalah salah satu duta anak Dampingan SID dari desa Makamenggit, kecamatan Nggaha Ori Angu, Kabupaten Sumba Timur. Remaja putri berusia 18 ini akrab disapa “Dhevi”, saat ini menjabat sebagai bendahara karang taruna desa Makamenggit,  sekaligus fasilitator pendamping kegiatan orang muda di desanya. Ketrampilan dan kepercayaan dirinya terasah setelah beberapa kali mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh SID, antara lain pelatihan kesiapan kerja, wirausaha, advokasi perencanaan dan penganggaran desa, kepemimpinan dan lain-lain. Dalam berapa kesempatan tampil di depan forum diskusi publik, Devi terlihat sangat percaya diri dan bersemangat menyampaikan pandangannya terkait perlindungan anak, partisipasi orang muda dan isu lainnya yang berhubungan dengan hak-hak anak. Ia juga merupakan salah satu anak muda penggerak di desanya yang  memiliki keinginan kuat untuk mendorong  keberpihakan pembangunan desa pada anak dan orang muda. Untuk perencanaan dan penganggaran desa tahun 2022, Devi dan teman-temannya mengusulkan dua program mereka kepada pemerintah desa Makamenggit yaitu pertanian holtikultura dan penguatan kapasitas orang muda untuk mencegah kekerasan pada anak dan perempuan. Dua program tersebut saat ini sudah dibahas hingga tahap musrenbang desa. “Saya sendiri yang mewakili karang taruna mengikuti kegiatan musrenbangdes. Kami usulkan dua program, pertanian holtikultura dan sosialisasi tentang penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak bagi anak muda.” Demikian kata Devi. Besar harapan mereka melalui program ini nantinya mereka dapat memanfaatkan potensi anak muda di desanya untuk mengembangkan wirausaha pertanian serta membantu Kelompok perlindungan Anak yang ada di desanya untuk menciptakan desa yang ramah terhadap anak dan perempuan. Untuk memberikan contoh kepada teman-temannya, menurut Devi saat ini ia sedang mempersiapkan diri membuka usaha  dibidang kulinary. Pengetahuan yang telah ia dapatkan melalui pelatihan wirausaha yang sudah dua kali ia ikuti akan ia praktikkan dalam menjalankan bisnis rumahan tersbut. Dengan senyum khasnya Devi menceritakan bahwa ia dan teman-teman karang taruna sedang melakukan proses persiapan pembukaan satu unit usaha pangkas rambut milik karang taruna yang didukung oleh SID, mitra ChildFund di Indonesia.

Dhevi, Semangat Anak Muda Untuk Membangun Desa Read More »

Berbagi Peran dalam Mengasuh anak

Eni Ipa Hoy adalah seorang ibu muda yang baru berusia 23 tahun merupakan orang tua yang memiliki dua orang anak usia dini yaitu Jelen Tamu Ina, perempuan berusia  4 tahun  dan Eltin Hada Indah juga anak perempuan berusia  dua tahun. Saat ini, Jelen sedang mengikuti kegiatan pendidikan anak usia dini di lembaga PAUD Karunggu,  Desa Pahomba, kecamatan Nggaha Oriangu. Dalam usia yang sangat muda, Rambu Eni demikian ia biasa disapa menuturkan bahwa memiliki dua orang balita cukup merepotkannya.  Setiap hari ia harus mengurus kedua anaknya tanpa ada yang membantunya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tangga.  Namun demikian walau disibukan dengan urusan rumah tangga, ia tetap meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan pengasuhan responsif dan Kelompok bermain keluarga yang di selenggarakan di Lembaga PAUD. Menurutnya pengetahuan tentang pengasuhan sangat bermanfaat baginya untuk mengasuh anaknya dengan benar dan tepat.  Semuanya dapat ia lakukan dengan sabar dan penuh kasih sayang.  Ia pun secara perlahan mulai mencoba mengajak suaminya agar mau berbagi peran dalam mengurus rumah tangganya terutama dalam mengasuh kedua anaknya yang masih kecil.  Awalnya suaminya merasa keberatan untuk melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak dan mencuci. Namun setelah ia mengikuti sesi pengasuhan terutama dalam sesi pernikahan dan pembagian  peran orangtua  dalam keluarga, memampukannya mempengaruhi suaminya sehingga saat ini pola pikir suaminya berubah. Suaminya sudah ikut mengurusi anak-anak apabila dia ke kebun, termasuk memasak dan mengerjakan hal-hal yang dapat dikerjakan.  Rambu Eni juga mengungkapkan saat ini ia tidak lagi mengurus sendiri kedua anaknya. Rambu Eny menuturkan bahwa perubahan yang paling ia rasakan setelah mengikuti sesi sesi pengasuhan yaitu pola asuh anak yang selama ini ia abaikan. Pengetahuan yang diperoleh  telah menyadarkannya bahwa mengasuh harus dilakukan secara baik dan benar. Mengasuh anak harus dengan penuh perhatian,  kasih sayang dan sabar tanpa kekerasan.  Perhatian sebagai orang tua untuk mendukung  tumbuh kembang terutama pemenuhan Gizi dan Stimulasi menjadi hal yang utama bagi dirinya. Ketika ditanya tentang perkembangan anaknya setelah megikuti kegiatan PAUD, Rambu Eni spontan menjelaskan bahwa anaknya Jelen rajin mengikuti kegiatan PAUD dan Kelompok bermain keluarga.  Sebelum  mengikuti PAUD dan KBK Jelen termasuk anak yang sangat  pemalu,  tidak berani berbaur bersama teman sebanyanya.  Namun setelah mengikuti PAUD dan KBK ia menjadi berani, senang bermain bersama teman-temannnya sabanyanya. “Saat ini ia sudah percaya diri,  berani tampil, dapat  mengenal warna,  huruf dan angka ,   tidak malu malu untuk tampil di depan kelas.”  Ungkapnya dengan anda gembira. Di akhir ceritera ia menyampaikan ucapan terimakasih kepada fasilitator dan pendidik PAUD  yang selama ini memberikan banyak pengetahuan tentang mengasuh anak, dan membimbing anaknya sehingga anaknya boleh tumbuh dan berkembang secara optimal. Ia juga mengucapkan terimakasih kepada SID dan ChildFund yang telah mendukung program pengasuhan dan PAUD di desanya sehingga mereka memperoleh pengetahuan yang baik dan anak-anak mereka tepenuhi haknya untuk betumbuh dan berkembang.  

Berbagi Peran dalam Mengasuh anak Read More »

Akte Kelahiran dan KIA Dalam Program 100 hari Kerja Pertama Kepala Desa Makamenggit

Namanya Elia Ndamu Yilu, SE. Pria berusia 42 tahun adalah seorang Kepala desa yang baru terpilih untuk memimpin desa Makameggit, kecamatan Nggaha Ori angu, Kabupaten Sumba Timur. Menurutnya ia dan beberapa teman kepala desa terpilih lainnya baru saja dilantik pada tanggal 22 Januari 2021 oleh  Bupati Sumba Timur. Kepala desa ini merupakan ayah dari 4 orang anak yang biasa disapa oleh masyarakat setempat dengan sebutan “bapa Misel”, karena anak sulungnya bernama Misel. Disela-sela kegiatan sosialisasi pembuatan Akta kelahiran dan KIA yang diikuti oleh 78 perwakilan pemerintah Kecamatan Nggaha Ori Angu dan  perwakilan dari 12 desa, Kepala Desa terpilih ini mengatakan bahwa, ia secara pribadi merasa bersyukur dengan adanya kegiatan tersebut. Karena akhirnya ia dan seluruh peserta yang hadir dapat mengetahui bagaimana proses pengajuan dan pembuatan dokumen kependudukan bagi anak-anak dan masyarakat. Dengan raut wajah gembira ia berkata, “saya bersyukur mendapatkan sosialisasi terkait cara pembuatan Akta kelahiran dan KIA, karena saya baru saja dilantik sebagai kepala desa Makamenggit. Pegetahuan serta pengalaman saya dalam mengurus akta kelahiran dan KIA masih sangat minim. Dengan saya ikut dalam kegiatan sosialisasi ini, saya dapat memahami proses pemberian Akta Kelahiran dan KIA bagi anak-anak. Apalagi narasumbernya langsung dari Disdukcapil sehingga informasi yang disampaikan sangat jelas.” Ia juga mengatakan bahwa sebagai kepala desa terpilih, salah satu  program kerja yang akan dilakukan dalam 100 hari pertama  adalah pemberian Akta Kelahiran dan KIA bagi 403 anak di desa Makamenggit yang belum memiliki akta kelahiran dan KIA. Ia mengatakan bahwa pemerintah desa dibawah kepemimpinannya sangat optimis target tersebut dapat tercapai dengan adanya kerjasama lintas Stakeholder terkait seperti kader Posyandu, Fasilitator pengasuhan responsif, Pendidik PAUD, dan sekolah-sekolah yang ada di Desa Makamenggit. Sehingga proses pembuatan Akta Kelahiran dan KIA dapat dilakukan tidak hanya melalui kantor desa tetapi juga dapat melalui Posyandu, PAUD, dan Sekolah.

Akte Kelahiran dan KIA Dalam Program 100 hari Kerja Pertama Kepala Desa Makamenggit Read More »

Bunda PAUD Dukung Pemberian Akta Lahir dan KIA

Deth Dambung adalah Bunda PAUD kecamatan Kodi Utara, Sumba Barat Daya. “Saya berharap sosialisasi tentang Akta kelahiran dan KIA hari ini dapat membuka wawasan kita akan pentingnya akta kelahiran dan KIA  sebagai bentuk dukungan kita dalam pemenuhan hak Hak Anak. Jangan saat ada bantuan dari pemerintah baru orangtua anak sibuk membuat akta kelahiran dan KIA untuk anaknya ”. Demikian penjelasan ibu Deth, ketika ditanyakan pendapatnya tentang upaya pemberian Akta Kelahiran dan Kartu Identitas Anak (KIA). Dengan wajah sedih ia mengemukakan kerihatinannnya tentang  masih banyaknya  anak-anak di kecamatan Kodi Utara yang belum memiliki  Akta Kelahiran dan KIA. Ia mengatakan, sebagai Bunda PAUD Kecamatan Kodi Utara  sangat  prihatin dengan situasi anak-anak yang belum terpanuhi haknya untuk mendapatkan akta kelahiran dan KIA. Masih banyak orang tua anak yang tidak peduli akan hal ini, padahal kedepannya kepemilikan akta kelahiran dan KIA ini sangat penting. Ia juga mengatakan bahwa ia sangat mendukung apa yang sudah dilakukan oleh SID dan ChildFund bersama Disdukcapil, dengan melakukan sosialisasi tentang tatacara pembuatan Akte Kelahiran bagi para aparat Desa dan kecamatan di Kodi Utara. Ia pun berharap dengan adanya sosialisasi terkait Akta kelahiran membantu pemerintah desa untuk memfasilitasi orangtua anak dalam proses pembuatan akta kelahiran sehingga tidak adalagi anak anak di kecamatan Kodi utara yang tidak memiliki Akta Kelahiran. “Orangtua anak hanya lebih mementingkan urusan adat daripada bagaimana hak hak anak di penuhi.” Demikian ucapnya dengan nada sedikit kesal. Selama ini pemerintah desa  berpikir bahwa syarat syarat pembuatan akta kelahiran  cukup sulit di proses. ternyata setelah mereka mengikuti sosialisasi bahwa kesulitan tersebut bisa terjawab dengan adanya Format (Surat pernyataan tanggungjawab mutlak  kebenaran data kelahiran  dan Surat Pernyataantanggung jawab mutlak kebenaran sebagai pasangan suami istri  (SPTJM). Melalui sosialisasi tersebut ia mengaku bahwa ia banyak  mendapat pengetahuan terkait proses pembuatan akta kelahiran dan KIA sehingga sebagai bunda PAUD kecamatan ia dapat melakukan sosilisasi di Posyandu, di Lembaga PAUD, atau melalui pertemuan pertemuan PKK Kecamatan.

Bunda PAUD Dukung Pemberian Akta Lahir dan KIA Read More »

Pengasuhan Merubah Sang Fasilitator

“Ketika sebuah puisi dibacakan oleh fasiltator yang berjudul “anakmu bukanlah anakmu” saya merasa sedih sekali, saya menyesal karena saya selalu emosi dengan anak saya, tidak merawat dia dengan benar dan tepat. Setelah saya mengikuti pelatihan ini (ToF Pengasuhan responsif /red.), menyadarkan saya untuk memberikan yang terbaik untuk anak saya dan anak-anak lainnya.” Ibu Mince, demikian ia biasa disapa adalah seorang perempuan berusia 27 tahun merupakan salah satu peserta pelatihan untuk fasilitator yang berasal dari desa Tandulajangga, kecamatan Nggaha Ori Angu, kabupaten Sumba Timur. Saat ini ia sedang memfasilitasi 53 orang tua anak balita melalui dua kelompok pengasuhan yang berbasis PAUD dan Posyandu di desanya. Selama proses pelatihan pengasuhan responsif bagi fasilitator ia merupakan salah satu peserta yang terlihat sangat antusias dan penuh semangat. Jika terdapat hal-hal yang tidak dipahami, ia tidak segan-segan untuk bertanya termasuk sangat aktif dalam kegiatan praktik di kelompok. Dengan wajah gembira ibu Mince mengatakan bahwa ia sangat senang bisa mengikuti kegiatan pengembangan kapasitas fasilitator pengasuhan baik melalui pelatihan maupun magang dan ia juga gembira mendapatkan pengetahuan baru tentang pengasuhan yang bermanfaat bagi dirinya dan juga orang tua anak yang didampinginya. “Saat saya ditunjuk menjadi fasilitator pengasuhan responsif oleh pemerintah desa Tadulajangga, hati saya mendua antara terima atau tidak kepercayaan yang diberikan karena saya tidak punya pengetahuan tentang Pengasuhan. Benar-benar saya tidak siap. Namun, ketika saya terima surat undangan untuk mengikuti pelatihan pengasuhan responsif yang di laksanakan oleh SID saya senang sekali karena ada harapan di sana akan mendapatkan pengetahuan tentang pengasuhan responsif. Dalam proses tiga hari ternyata ilmu yang saya dapatkan banyak sekali karena Fasilitator menyampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti.” “Harapan saya kepada SID dan ChildFund tetap mendukung kami dalam menjalankan program pengasuhan di desa kami sehingga desa kami menjadi lebih maju, orang tua dan anak-anak menjadi cerdas.” Pungakasnya mengakhiri percakapan kami.

Pengasuhan Merubah Sang Fasilitator Read More »