Putra, Karang Taruna Bukan Hanya Nama
Orang muda yang satu ini adalah pria yang ceria dan humoris. Perawakannnya tidak terlalu tinggi dan sangat aktif dalam kesehariannnya. Dia biasa di sapa Putra atau ada juga yang memanggilnya dengan sebutan Abdi. Ia memiliki nama lengkap Abdiyanto Putra Radjah. Dulunya ia merupakan salah satu duta anak dampingan SID mitra Childfund Internasional, dari Desa Matawai Atu. Putra sangat ramah kepada siapa saja, tanpa memandang latar belakang dan perbedaan setiap orang yang dijumpainya. Dia selalu lebih dahulu berinisiatif untuk menyapa dengan senyuman khasnya. Putra merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Orang tuanya bekerja sebagai petani yang memiliki pemikiran maju yang berusah berusaha untuk menyekolahkan Putra di perguruan tinggi yang ada di kota Kupang. Selepas kuliah dan memperoleh gelar sarjana, Putra kembali ke Desanya, Matawai Atu dan aktif dalam kelompok pemuda gereja dan kelompok kategorial yang ada di Desa termasuk forum orang muda dampingan Childfund. Karena keaktifannya tersebut, ia terpilih untuk bergabung dalam pemerintahan Desa sebagai Kepala Urusan (KAUR), dan tugas tersebut telah diemban Putra selama dua periode dengan Kepala Desa yang berbeda. Dalam kesehariannya, anak muda bersahaja ini memiliki karisma kepemimpinan yang baik, sehingga orang muda Desa Matawai Atu mempercayakannya untuk memimpin Karang Taruna Desa Matawai Atu. Sejak kepemimpinannya telah beberapa terobosan yang dilakukannya berssama Karang taruna Desa, antara lain penanaman anakan mengrove di sepanjang pesisir pantai Desa Matawai Atu, melibatkan orang muda dalam pembersihan tempat-tempat umum di Desa, termasuk menjadi tim relawan bencana Desa. Putra juga terlibat dalam beberapa kegiatan capacity building yang diselenggarakan oleh SID, antara lain Pelatihan Kepemimpinan, diseminasi dan pembentukan Tim Relawan Bencana Desa. Management organisasi, dan beberapa pelatihan lainnya. Putra mengatakan bahwa semua keberhasilan dan kesuksesannya tidak terlepas dari pendampingan yang dilakukan SID dan Childfund kepada dia dan keluarganya sejak dia masih kecil. Ingatannya tentang awal mula SID masuk dan mendampingi Desa Matawai Atu sangat kuat. Dia masih bisa mengingat dengan jelas saat ia didaftarkan menjadi anak dampingan SID. Saat itu dia masih berumur di bawah 5 tahun. Menurutnya waktu itu belum ada kegiatan PAUD di desanya, sehingga mereka hanya bermain di rumah saja. Dan baru pada saat SID masuk di desanya, dibentuklah kegiatan PAUD sehingga mereka dapat bersekolah di PAUD. “Waktu itu tidak ada PAUD di desa kami. Dan waktu SID masuk, baru ada PAUD, Itu pun belum semua orang tua mau mendukung anaknya berkegiatan di PAUD.” Ucapnya. Masih dengan sangat lancar, Putra melanjutkan cerita. Menurutnya, ada juga kegiatan posyandu didukung oleh SID dengan memberikan makanan tambahan untuk meningkatkan gisi anak balita. program sanitasi lingkungan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan keluarga yang sehat. termasuk pendampingan dari tenaga medis yang kerja sama dengan SID atau saat itu masih disebut Temu Kasih atau CCF. Di bidang pendidikan, ada bantuan alat tulis, pakaian seragam sekolah dan perlengkapan lainnnya. Dan yang sampai sekarang masih ia rasakan adalah program pembuatan rumah sehat yang diperoleh keluarga mereka dari SID. Saat ini rumah tersebut telah diberikan atau diwariskan orang tuanya dan menjadi hak milik dari Putra. Sebagai Ketua Karang Taruna Desa Matawai Atu, Putra memiliki cukup banyak ide program yang dirancang bersama orang muda lainnya. Pengurusnya cukup banyak, dan mayoritas merupakan orang muda potensial yang mau melibatkan diri secara sukarela dalam organisasi ini. Menurut Putra, semua itu terjadi karena pola pendekatan humanis yang ia lakukan terhadap orang muda di desanya, untuk membangun kesadaran mereka akan pentingnya peran orang muda dalam pembangunan desa. Sehingga Karang Taruna yang selama ini hanya hanya “nama” saja dalam Desa mereka, telah berubah menjadi sebuah kelompok orang muda yang memiliki peran penting dan diakui keberadaannya oleh Pemerintah maupun masyarakat Desa. Stigma karang taruna hanya sebagai pelengkap dalam struktur pemerintah desa, telah terbantahkan. “Terima kasih kepada SID dan ChildFund yang telah membantu desa Matawai Atu, khususnya membantu orang muda di desa Matawai Atu, sehingga kami memiliki kesempatan untuk mengembangkan diri dan mampu berbuat untuk kemajuan desa kami.” Demikian kata Putra menutup ceritanya.
Putra, Karang Taruna Bukan Hanya Nama Read More »