“Ketika sebuah puisi dibacakan oleh fasiltator yang berjudul “anakmu bukanlah anakmu” saya merasa sedih sekali, saya menyesal karena saya selalu emosi dengan anak saya, tidak merawat dia dengan benar dan tepat. Setelah saya mengikuti pelatihan ini (ToF Pengasuhan responsif /red.), menyadarkan saya untuk memberikan yang terbaik untuk anak saya dan anak-anak lainnya.”
Ibu Mince, demikian ia biasa disapa adalah seorang perempuan berusia 27 tahun merupakan salah satu peserta pelatihan untuk fasilitator yang berasal dari desa Tandulajangga, kecamatan Nggaha Ori Angu, kabupaten Sumba Timur. Saat ini ia sedang memfasilitasi 53 orang tua anak balita melalui dua kelompok pengasuhan yang berbasis PAUD dan Posyandu di desanya.
Selama proses pelatihan pengasuhan responsif bagi fasilitator ia merupakan salah satu peserta yang terlihat sangat antusias dan penuh semangat. Jika terdapat hal-hal yang tidak dipahami, ia tidak segan-segan untuk bertanya termasuk sangat aktif dalam kegiatan praktik di kelompok.
Dengan wajah gembira ibu Mince mengatakan bahwa ia sangat senang bisa mengikuti kegiatan pengembangan kapasitas fasilitator pengasuhan baik melalui pelatihan maupun magang dan ia juga gembira mendapatkan pengetahuan baru tentang pengasuhan yang bermanfaat bagi dirinya dan juga orang tua anak yang didampinginya.
“Saat saya ditunjuk menjadi fasilitator pengasuhan responsif oleh pemerintah desa Tadulajangga, hati saya mendua antara terima atau tidak kepercayaan yang diberikan karena saya tidak punya pengetahuan tentang Pengasuhan. Benar-benar saya tidak siap. Namun, ketika saya terima surat undangan untuk mengikuti pelatihan pengasuhan responsif yang di laksanakan oleh SID saya senang sekali karena ada harapan di sana akan mendapatkan pengetahuan tentang pengasuhan responsif. Dalam proses tiga hari ternyata ilmu yang saya dapatkan banyak sekali karena Fasilitator menyampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti.”
“Harapan saya kepada SID dan ChildFund tetap mendukung kami dalam menjalankan program pengasuhan di desa kami sehingga desa kami menjadi lebih maju, orang tua dan anak-anak menjadi cerdas.” Pungakasnya mengakhiri percakapan kami.