“Program pengasuhan responsif itu penting karena menjadi dasar pembentukan perilaku dan Karakter anak”. Demikanlah kalimat pertama yang diucapkan oleh ibu Valesia Ina Ki’i ketika ditanya tentang pendapatnya terhadap kegiatan pengasuhan responsif. Valesia adalah seorang wanita berusia 38 tahun yang merupakan ibu dari dua orang anak. Ia tinggal di desa Waimangura, kecamatan Wewewa Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya.
Salah satu peserta program pengasuhan responsif di PAUD Bunga Kasih, dampingan SID ini telah merasakan manfaat kegiatan pengasuhan yang ia ikuti. Masih sangat jelas dalam ingatannya bahwa pada tahun 2017 adalah pertama kali ia mengikuti sosialisasi tentang pentingnya pengasuhan bagi anak. Kegiatan tersebut diadakan di PAUD Bunga Kasih yang terletak tidak jauh dari rumah tempat tinggalnya. Pada saat itulah ia mulai tertarik untuk bergabung dalam kelompok pengasuhan responsif yang ada di desanya.
“Saya menyesal, selama ini saya mendidik anak saya dengan kekerasan, membiarkan anak saya bermain sendiri tanpa kami dampingi, dan juga tidak pernah menerapkan disiplin yang tepat pada anak saya“. kata ibu Valecia.
Sebelum mengikuti program pengasuhan responsif, ibu Valesia hampir tidak pernah bermain bersama anaknya. Waktu itu ia beranggapan bahwa bermain bersama anak dianggap lucu atau bahkan kuatir oleh masyarakat sekitar ia akan dianggap seperti anak kecil. Sambil tersenyum Ibu Valensia menuturkan bahwa selama mengikuti kegiatan kelompok pengasuhan responsif secara rutin banyak hal yang ia dapatkan, misalnya bagaimana mendisipilinkan anak usia dini, Pendidikan seks anak usia dini, tentang perlindungan anak, Gizi anak usia dini dengan memanfaatkan pangan local.
Ia juga mendapatkan pengetahuan tentang ciri-ciri anak usia dini dan yang paling menyenangkan adalah kegiatan bermain bersama anak. Kegiatan menstimulasi anak yang diperoleh melalui kelompok pengasuhan responsif kemudian ia terapkan di rumahnya dengan mengambil waktu empat kali dalam seminggu untuk bermain bersama anaknya, sekitar 30 menit.
Ia menemani anaknya menggambar, menghitung dengan biji-bijian, mengisi kolase, bermain kartu domino, bermain tebak gambar, huruf, angka dan berceritera. Ibu Valensia juga menjelaskan bahwa melalui program pengasuhan responsif ia belajar tentang pengasuhan anak sejak dini secara baik. Ia mengatakan bahwa hal-hal yang benar perlu ditanamkan kepada anak sejak usia dini sehingga dapat membentuk perilaku dan karakter mereka.
Menurutnya sejak mengikuti kegiatan kelompok pengasuhan responsif yang dilakukan dua kali dalam sebulan, banyak perubahan terjadi dalam diri dan keluarganya. Salah satu contoh, sekarang ia tidak lagi mendidik anak-anaknya dengan kekerasan tetapi dengan penuh kasih sayang. Ia sudah terbiasa menyediakan waktu bermain bersama anaknya dan memperhatikan kebutuhan gizi anaknya. Menurutnya waktu bersama anak adalah hal yang menyenangkan untuk dirinya dan juga untuk anaknya.
Sambil tersenyum ibu Valesia mengatakan,
”Saya sangat beruntung dapat terlibat dalam program pengasuhan responsif sehingga banyak pengetahuan yang saya dapatkan. Sekarang ini saya bisa mendidik dan membimbing anak saya tidak dengan kekerasan, tapi dilakukan dengan penuh kasih sayang. Karena mendidik anak dengan kasih sayang, anak menjadi baik, penurut, dan pintar.”
Ibu Valesia mengucapkan terimakasih kepada para fasilitator yang sudah membimbing ia dan teman-teman orang tua lainnya. Ia berterima kasih juga kepada SID yang sudah mengembangkan program ini sehingga memberi pengetahuan dan ketrampilan yang luar biasa bagi dirinya dalam mendidik dan mengasuh anak.
Melalui SID, ChildFund International in Indonesia memberikan pendampingan kepada kurang lebih 1000 orang tua anak usia dini untuk belajar tentang tehnik pengasuhan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam kelompok tersebut difasilitasi oleh fasilitator terlatih, menggunakan modul yang telah disesuaikan dengan kebutuhan serta kearifan lokal masyarakat setempat.
Program kelompok pengasuhan responsif ini tersebar di wilayah kabupaten Sumba Timur dan Sumba Barat Daya.