Sumba Integrated Development

Sekolah Adat, Sebuah Harapan Baru Pelestarian Budaya Sumba Timur

Badan Pengurus Marapu Desa Kamanggih, Kabupaten Sumba Timur, menyelenggarakan acara peresmian sekolah adat mereka pada tanggal 6 September 2023. Sekolah adat ini merupakan inisiatif dari masyarakat Penghayat Marapu di Desa Kamanggih dengan tujuan utama melestarikan budaya Sumba Timur, yang kaya akan nilai-nilai spiritual dan moral. Para tokoh adat dan pemimpin agama Marapu di wilayah tersebut telah menyadari pentingnya transfer pengetahuan dari generasi tua ke generasi muda, dan mereka mengakui bahwa ini memerlukan upaya sistematis melalui pendidikan formal dan non-formal.

Sekolah adat ini memiliki berbagai kurikulum lokal yang dikembangkan oleh Sumba Integrated Development dan Marungga, antara lain, tarian, menenun, bahasa sastra tradisional (lawiti-luluk), permainan tradisional, kerajinan tangan, dan ritual Marapu. Fasilitator yang membimbing anak-anak di sekolah ini adalah tokoh adat dan tokoh agama yang merupakan penduduk lokal.

Kesadaran akan pentingnya transfer pengetahuan dari generasi tua kepada generasi muda mulai tumbuh dalam diri para tokoh adat dan tokoh agama Marapu di wilayah tersebut. Mereka memahami bahwa proses regenerasi budaya kepada anak-anak selain diturunkan sebagai gift dari sang pencipta kepada insan-insan pilihan, tetapi perlu juga upaya sistematis untuk melestarikannya melalui pendidikan formal dan non-formal, salah satunya melalui sekolah adat yang mereka dirikan.

Acara peresmian sekolah adat ini dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Direktur KMA, Kemdikbudristek Republik Indonesia, Kepala Organisasi Riset Arkeologi, Bahasa, dan Sastra (BRIN), Pemerintah Daerah, para tokoh adat dari lima desa, serta masyarakat setempat. Direktur KMA, Pak Syamsul, menyatakan bahwa pemerintah sangat mendukung upaya pemajuan budaya yang dilakukan oleh masyarakat di Desa Kamanggih. Kemdikbudristek RI siap bekerjasama untuk mendukung perkembangan positif ini.

       

Selain meresmikan sekolah adat, Direktur KMA dan staf BRIN juga melakukan diskusi santai dengan tokoh masyarakat dari lima desa yang hadir dalam acara tersebut. Diskusi ini membahas tantangan dan peluang pelaksanaan program pemajuan budaya di Sumba Timur, serta potensi kerjasama yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak untuk melestarikan budaya Sumba Timur.

Program pelestarian budaya Sumba Timur merupakan salah satu program yang dikembangkan oleh SID dan Marungga yang didanai oleh Voice Indonesia. Program yang diberi nama Lii Marapu ini juga berhasil mengadvokasi keluarnya Peraturan Bupati nomor 33 tahun 2023 tentang Layanan Pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa pada Satuan Pendidikan di Kabupaten Sumba Timur.