Dunia kini dihadapkan pada krisis iklim yang memicu serangkaian bencana terkait cuaca ekstrem di berbagai tempat. Sumba Timur pun tak luput dari dampaknya, terutama bagi masyarakat petani yang mengandalkan mata pencaharian dari pertanian.
Selama lima tahun terakhir, mereka mengalami gagal tanam dan gagal panen karena cuaca ekstrem akibat El-nino dan La-nina, serta serangan hama yang menghancurkan tanaman. Situasi ini merusak ketahanan pangan dan ketersediaan air bersih.
Untuk membantu masyarakt di daerah pedesaan yang rentan tersebut, SID dan World Neighbors bekerjasama untuk meningkatkan ketahanan dan ketangguhan masyarakat. Melalui program “INCIDENT”, masyarakat di 5 desa dilibatkan dalam praktik pertanian cerdas iklim dan konservasi sumber daya alam.
Pada Februari 2024, SID menyediakan 40.000 anakan pohon untuk 5 desa di Sumba Timur. Tujuannya adalah mendukung pengembangan lahan agroforestri dengan 30.000 pohon, termasuk berbagai jenis seperti gamalina, jati super, mahoni, jambu mente, dan mangga. Sedangkan 10.000 pohon lainnya diperuntukkan untuk konservasi mata air.
Upaya penanaman pohon ini tidak hanya mengurangi risiko bencana akibat krisis iklim, tetapi juga berpotensi meningkatkan ekonomi masyarakat dalam jangka panjang, sambil mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) melalui penyerapan karbon di hutan dan lahan.