Sumba Integrated Development

August 5, 2022

Kepala Desa Milenial

“Ketika saya dilantik menjadi Kepala Desa pada bulan Oktober yang lalu, salah satu hal yang saya lakukan adalah langsung menaikkan insentif 6 orang Guru dan Pengelola PAUD di desa saya menjadi 1 juta Rupiah per bulan. Saya melihat dan merasakan bagaimana Guru PAUD ini mengajar anak-anak kami dengan susah payah tetapi sering diberi upah yang sangat tidak layak.Saya bahkan mendengar ada yang hanya diupah seratus ribu, atau seratus lima puluh ribu. Bagaimana Guru PAUD ini bisa mengajar anak-anak dengan baik, kalau kebutuhan hidup mereka tidak diperhatikan, padahal PAUD itu adalah miliknya Desa, kewenangan Desa. Saya menantang kepala Desa yang lain untuk memberikan upah yang layak kepada Guru-guru PAUD. Kalau bisa kasih lebih besar dari yang kami berikan.” Demikian ungkapan hati bapak John Adolf, Kepala Desa Pogo Tena, Kecamatan Laura, Kabupaten Sumba Barat Daya dengan raut wajah besungguh-sungguh. Hal ini diceritakan ketika ketika ia diberikan kesempatan untuk menyampaikan testimony dalam acara evaluasi tahunan pelaksanaan program PAUD HI di Kabupaten Sumba Barat Daya. Selain menaikan upah para Guru PAUD, Pemerintah Desa juga memberikan bantuan laptop, dan akan menganggarkan bantuan lainnya untuk mendukung semua Lembaga PAUD di desanya. Tentang program ini, William dan Lily Foundation serta Yayasan ADARO Bangun Negeri melalui SID sedang mendukung Pemerintah Daerah Kabupaten Sumba Barat Daya merevitalisasi PAUD HI. Gugus Tugas PAUD HI Kabupaten yang telah dibentuk, sementara giat melakukan advokasi pembentukan regulasi serta advokasi perencanaan, penganggaran Kabupaten dan Desa untuk mendukung program PAUD HI.

Kepala Desa Milenial Read More »

Simposium Orang Muda

Sumba Integrated Development (SID) didukung oleh ChildFund International in Indonesia menggelar simposium orang muda di Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD). Simposium ini dilakukan guna mengkapasitasi orang muda agar mereka mampu mengembangkan ide-ide kreatif dalam berwirausaha. Adolf Bastian Dawa, salah satu peserta simposium mengapresiasi niat baik SID yang telah memberi ruang bagi orang muda dalam belajar. Adolf mengaku mendapatkan banyak hal setelah belajar bersama SID. “Saya apresiasi niat baik SID yang telah menyediakan ruang belajar bersama ini guna menguatkan kapasitas kami sebagai anak muda,” ucapnya. Ia menyebut dirinya akan mengimplementasikan segala pengetahuan yang diperoleh dari SID. Ia juga mengaku telah memiliki pengalaman yang baru sesudah belajar dan praktek langsung dalam mengolah bahan lokal menjadi makanan yang memiliki nilai pasar yang tinggi. “Kemarin saya belajar bagaimana mengolah bahan lokal menjadi makanan dan minuman yang memiliki nilai jual tinggi. Saya dan kawan-kawan belajar membuat teh celup daun kelor dan sambal maroto di Kelompok usaha Gollu Rada, Desa Oba Rade, Wewe Tengah. Itu pengalaman yang sangat berharga saya peroleh,” sebut Adolf. Ia mengaku bahwa di desanya banyak tanaman horti yang bisa dimanfaatkan dengan mendatangkan keuntungan lebih besar. Salah Satunya tanaman tomat. Ia bermimpi mengolah tanaman tomat menjadi saos khas Kodi. Niat ini menjadi prioritasnya untuk dikerjakan setelah kembali ke desanya. “Apalagi kami sedang guluti pekerjaan sebagai penanam tomat, kalau di Oba Rade ada sambal maroto, maka di kodi ada saos tomat,” tuturnya.

Simposium Orang Muda Read More »

Life Skill Sebagai Bekal Orang Muda Menapaki Dunia Kerja

Kali ini kami mengajak teman-teman untuk berkenalan dengan seorang anak muda dari desa Waimangura, Kecamatan Wewewa Barat, kabupaten SBD. Ia bernama Rachky Prince Warru Wera, atau biasa di sapa Ricky, berusia 22 tahun. Ricky adalah salah satu duta anak muda dari lembaga SID, mitra ChildFund. Selama bergabung dengan SID ia telah mengikuti beberapa kegiatan pengembangan kapasitas. Nah, pada tanggal 13-17 Desember 2021, ia kembali terpilih untuk mengikuti pelatihan modul life skill yang diselenggarakan oleh SID-Mitra ChildFund International di Indonesia. Awalnya Ricky tidak menyangka, bahwa ia bisa terlibat dalam pelatihan modul life skill ini, karena seluruh peserta yang akan mengikuti pelatihan tersebut harus melalui proses pendaftaran secara online dengan proses seleksi yang kompetitif oleh SID. Tetapi dengan penuh optimis ia mengikuti seluruh proses seleksi dengan baik, dan berhasil terpilih sebagai salah satu perwakilan peserta dari desanya . Dengan raut wajah gembira, Ricky mengatakan, “Saya sangat senang pada saat staf SID menghubungi saya melalui telepon untuk menginformasikan bahwa saya adalah salah satu yang lolos sebagai peserta pada pelatihan modul life skill. Saya tidak menyangka dapat terpilih untuk mengikuti kegiatan tersebut.” Ia sempat berpikir bahwa kegiatan ini mungkin biasa-biasa saja, sama seperti pelatihan lain yang pernah ia ikuti. Namun pada saat proses pelatihan berlangsung, sesi demi sesi yang dilalui ternyata sangat menarik dan terasa sangat bermanfaat bagi dirinya. Ada 19 topik atau materi yang diajarkan kepada para peserta dan semuanya sangat bagus sebagai bekal dan pengetahuan untuk meniti karir dalam dunia kerja. “Ada satu materi yang menurut saya itu bagus dan saya bisa terapkan dalam kehidupan saya sehari-hari yaitu tentang literasi keuangan. Dijelaskan bahwa bagaimana dari penghasilan yang saya dapatkan itu, saya harus menabung. Misalnya saya mempunyai penghasilan satu juta, saya harus menyisipkan penghasilan itu ke tabungan baru saya bisa membelanjakan sisanya. Lalu bagaimana saya bisa berinvestasi. Dari tabungan-tabungan itu bisa kita beli tanah atau poperti lainnya. Hasil dari investasi tersebut baru kita bisa beli atau kredit motor, mobil, rumah. Kami juga diajarkan bagaimana membedakan yang menjadi kebutuhan kita dan mana yang menjadi keinginan.” Dalam kesehariannya, Ricky menekuni usaha di bidang jasa pemasangan plafon rumah. Sebelumnya ia pernah bekerja dalam bidang usaha penjualan jasa (bisnis digital) di kota Kupang, namun karena situasi dan kondisi yang tidak mendukung usahanya, mengharuskan Ricky kembali ke desanya untuk memulai usaha baru. Ricky adalah salah satu peserta yang memiliki kemampuan yang baik. Ia termasuk sangat cepat memahami materi yang disampikan oleh para fasilitator. Hal tersebut terlihat dari caranya merespons setiap materi yang disampaikan termasuk saat berinteraksi dalam berbagai sesi diskusi, tanya jawab dan tugas-tugas kelompok yang diberikan oleh fasilitator. “Saya sangat bersyukur karena para Fasilitator telah memberikan materi-materi yang sangat bagus, dan saya kedepannya akan terus menekuni usaha jasa pemasangan plafon rumah. Dari hasil jasa pemasangan plafon tersebut saya akan sisipkan dalam bentuk tabungan dan berinvestasi. Saya juga akan gunakan materi-materi yang saya dapatkan selama lima hari tersebut dengan baik. Terima kasih kepada lembaga SID yang telah mengadakan kegiatan-kegiatan seperti ini dan kedepannya semoga terus memberdayakan orang-orang muda, agar orang-orang muda yang menjadi tulang punggung bangsa ini boleh menjadi orang-orang muda yang terus berinovasi, terus maju dan terus melakukan perubahan-perubahan yang signifikan.” Tentang program ini, ChildFund International in Indonesia melalui SID sedang mengembangkan program pengembangan Life Skill dan Wirausaha bagi orang muda di 18 Desa Dampingan yang tersebar di Kabupaten Sumba Barat Daya dan Sumba Timur. Program ini bertujuan untuk mempersiapkan para anak muda pada rentang usia 18 hingga 24 tahun untuk masuk dalam dunia kerja.

Life Skill Sebagai Bekal Orang Muda Menapaki Dunia Kerja Read More »

Tujuh Orang Muda SID Berlatih Ketrampilan Teknis Otomotif

SID bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja Don Bosco, Kabupaten Sumba Barat Daya, melatih tujuh orang muda yang berasal dari desa dampingan SID agar memiliki ketrampilan teknis di bidang otomotif. Selama dua bulan mereka akan dibimbing secara teknis oleh para pelatih di BLK, kemudian mereka akan masuk dalam proses magang kerja selama dua bulan. BLK Don Bosko dan SID juga mendorong peran orang tua dalam mendukung program pelatihan ini. Hal tersebut dilakukan pada hari pertama pelaksanaan pelatihan serta pengenalan lembaga yang dihadiri oleh orang tua dan anak-anak peserta pelatihan. Selain pelatihan teknis otomotif, SID juga membekali peserta pelatihan dengan ketrampilan kecakapan hidup dan kesiapan kerja (soft skill). Program kecakapan hidup, kesiapan kerja dan wirausaha bagi orang muda ini dikembangkan oleh SID bekerjasama dengan ChildFund International in Indonesia.

Tujuh Orang Muda SID Berlatih Ketrampilan Teknis Otomotif Read More »

Kajian Risiko Bencana Secara Partisiatif Oleh Anak-Anak

Pandemi Covid-19, Badai Siklon Tropis “Seroja” serta Gempa Bumi adalah tiga jenis bencana yang dampaknya sangat dirasakan oleh anak-anak. Hal tersebut terungkap saat dilakukan kajian risiko bencana secara partisipatif bersama 25 anak di Desa Patawang dan 25 anak di Desa Matawai Atu, Kabupaten Sumba Timur. Mereka mengatakan bahwa ketiga bencana tersebut sangat jelas teringat dalam benak mereka hingga saat ini. Mereka dapat menceritakan dengan baik apa saja faktor-faktor perusak dari setiap ancaman, tanda-tanda yang menyertainya, serta respons yang dilakukan saat bencana tersebut terjadi. Anak-anak peserta diskusi juga dapat menganalisa dan menjelaskan dengan baik mana saja ancaman yang bisa dihilangkan, dihindari atau dimitigasi (H2M). Terungkap juga melalui kajian yang dilakukan bahwa informasi terkait bencana yang diperoleh anak-anak di desa masih sangat minim. Kajian risiko bencana ini difasilitasi oleh anak muda anggota Forum Orang Muda desa patawang dan Matawai Atu yang sebelumnya telah mengikuti pelatihan yang dilaksanakan oleh SID. Kegiatan ini merupakan bagian dari program penguatan kapasitas masyarakat yang melibatkan anak-anak sebagai salah satu kelompok rentan dalam bidang pengurangan risiko bencana yang sedang dikembangkan oleh SID bekerjasama dengan ChildFund International in Indonesia.

Kajian Risiko Bencana Secara Partisiatif Oleh Anak-Anak Read More »

SID Latih Kelompok Perempuan Tentang Teknis Wirausaha

Para peserta yang mayoritas adalah kaum perempuan belajar dan melakukan praktik teknis wirausaha, mulai dari visioning, canvassing, manejemen keuangan, hingga strategi pemasaran. Selama lima hari mereka dibimbing oleh trainers dari SID untuk merancang perencanaan usaha serta strategi pemasaran dari produk yang mereka miliki. IOM, melalui SID sedang mengembangkan program reintegrasi berbasis masyarakat untuk mendukung 20 orang terpilih dari Desa Bukambero dan Desa Wee Wella, Kabupaten Sumba Barat Daya agar menjadi agen perubahan dalam mencegah TIP/TPPO. Ibu Kristina warga desa Wee Wella, Sumba Barat Daya adalah pemilik usaha kios yang disupport oleh SID dan IOM, melalui program Reintegrasi Berbasis Masyarakat (CBR). Menurutnya, ia memperoleh lima manfaat utama ketika bergabung dalam program CBR yakni, Pengetahuan teknis wirausaha yang mencakup teknik pemilihan usaha potensial, perencanaan usaha/BMC, dan strategi pemasaran,  Manajemen keuangan keluarga dan keuangan usaha, Pendampingan berkelanjutan,  Provisional in-kind Support, dan cara untuk menjadi agen perubahan untuk pencegahan TPPO dan PMI non prosedural.

SID Latih Kelompok Perempuan Tentang Teknis Wirausaha Read More »

SID dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur Sepakat Dukung Sekolah Ramah Anak

Sebanyak 11 sekolah di wilayah dapingan SID telah berkomitmen akan mengembangkan lingkungan belajar yang ramah anak. Untuk mewujudkan mimpi tersebut, SID dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur, sepakat membangun bekerjasama yang erat. Hal ini tertuang dalam kesepakatan kerjasama (MoU) yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Ketua Lembaga SID. Penandatangan kesepakatan tersebut dilakukan pada saat acara penutupan kegiatan pelatihan disiplin positif yang telah berlangsung selama tiga hari, sejak tanggal 8 hingga 10 Februari 2022. Sekolah Ramah Anak merupakan salah satu program yang sementara dikerjakan oleh SID didukung oleh ChildFund International in Indonesia. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bahagia.

SID dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumba Timur Sepakat Dukung Sekolah Ramah Anak Read More »

Kolaborasi Lintas Sektor Untuk Pemberian Akta Kelahiran Bagi Ribuan Anak

SID bekerjasama dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil SBD, didukung oleh ChildFund International in Indonesia dan William dan Lily Foundation serta Adaro Foundation, melakukan sosialisasi dan pelatihan Pemberian Akta Kelahiran Anak. Peserta kegiatan ini adalah para stakeholder di seluruh desa yang berada dalam wilayah kecamatan Kota Tambolaka dan Kecamatan Laura, Kabupaten Sumba Barat Daya. Menurut data Disdukcapil SBD, di dua kecamatan tersebut cakupan kepemilikan akta kelahiran anak masih sangat rendah. Dari total 21.588 anak, tercatat baru 54,6% yang memiliki akta kelahiran. Ini berarti sekitar 45,4% atau sebanyak 9.793 anak belum memiliki akta kelahiran. Kerjasama multi pihak ini diharapkan akan dapat mengakselerasi program pemberian akta kelahiran dan kartu identitas anak (KIA) bagi seluruh anak di dua Kecamatan tersebut. Sekaligus menjadikannya sebagai kecamatan percontohan cakupan kepemillikan akta kelahiran anak terbaik di SBD. Lindungi anak dimulai dari pengakuan akan eksistensinya melalui pemberian akta kelahiran.

Kolaborasi Lintas Sektor Untuk Pemberian Akta Kelahiran Bagi Ribuan Anak Read More »