Hama pengganggu tanaman merupakan salah satu musuh petani yang jika tidak dikendalikan secara tepat maka akan berakibat rusaknya tanaman dan dapat berujung gagal panen. Pilihan untuk mengendalikan hama secara instan dengan menggunakan pestisida kimia merupakan cara umum yang digunakan oleh para petani, termasuk petani di pulau Sumba.
Penggunaan pestisida kimia jika tidak dilakukan secara cermat dan berhati-hati, maka akan dapat menyebabkan dampak negatif bagi manusia atau hewan. Secara langsung dan tidak disengaja, penggunaan pestisida kimia dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis.
Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenic (pembentukan jaringan kanker pada tubuh), mutagenic (kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), dan teratogenic (kelahiran anak cacat dari ibu yang keracunan).
Selain keracunan langsung, dampak negatif pestisida bisa mempengaruhi kesehatan orang awam yang bukan petani, atau orang yang sama sekali tidak berhubungan dengan pestisida. Kemungkinan ini bisa terjadi akibat sisa racun (residu) pestisida yang ada di dalam tanaman atau bagian tanaman yang dikonsumsi manusia sebagai bahan makanan. Makin tinggi residu pada tanam yang dikonsumsi, makin berbahaya bagi konsumen.
Dalam upaya melindungi petani dan lingkungan terutama melindungi kehidupan, SID bekerja sama dengan World Neighbors mengajak petani di lima desa dampingan melakukan pertanian cerdas iklim. Melalui program ini, para petani dilatih membuat pestisida nabati (pesnab)yang lebih aman digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu Tanaman (OPT).
Terdapat beberapa keunggulan jika pestisida nabati ini diaplikasikan pada tanaman pertanian, antara lain; Bahan yang digunakan murah dan mudah dijumpai, dapat mengganti pestisida kimiawi, dosis yang digunakan tidak terlalu mengikat dan berisiko dibandingkan pestisida kimia. Spektrum pengendaliannya luas dan dapat bersifat selektif, tidak meracuni maupun merusak tanaman budidaya, aman untuk manusia dan hewan karena residunya bisa cepat hilang, mempunyai pengaruh cukup cepat yaitu bisa menghentikan nafsu makan serangga, meskipun jarang menimbulkan kematian.
Manfaat lain dari penggunaan pesnab adalah, mudah terurai sehingga tidak merusak lingkungan, penggunaan dosis tinggi jarang menyebabkan tanaman mati, tidak menyebabkan resistensi pada hama maupun patogen, serta bisa digunakan untuk mengatasi OPT yang sulit dikendalikan oleh pestisida kimia.
Melalui program pertanian cerdas iklim, SID dan World Neighbors mendorong pengarusutamaan pengembangan sektor pertanian yang berkelanjutan dan selaras alam.